Kalau agama harus dipisahkan dari kehidupan manusia, kenapa kamu percaya bahwa Tuhan itu Maha Pencipta, Maha Mengatur alam semesta.
Kenapa kehidupan beragama hanya milik kamu dan Tuhanmu, sementara Ia telah menciptakanmu, saudara-saudaramu, kerabat-kerabatmu, pemimpin-pemimpinmu.
Ia yang telah menciptakan sistem tata surya dengan berbagai macam bintang, planet, dan benda-benda langit lainnya. Jika kehidupan beragama hanya antara kamu dan Tuhanmu, kenapa kamu percaya bahwa Tuhan lah yang telah menciptakan ekosistem ini, mengapa kamu tidak heran mengapa planet dan benda-benda langit bergerak teratur di jalurnya. Tidakkah kamu melihat tanda-tanda kebesaranNya? Bahwa benda mati sekalipun perlu aturan yang mengatur interaksi sesamanya. Tidakkah kamu melihat analogi serupa pantas diterapkan pada manusia, yang memiliki akal dan hati? Kenapa kamu tunduk pada hukum buatan manusia, sementara tidak patuh terhadap hukum yang telah diciptakan oleh Penciptamu.
Tidakkah kamu malu, bahwa akalmu telah dikuasai keegoisan dan paham yang tidak kembali pada nuranimu? Tidakkah kamu malu berbicara lantang di hadapan banyak orang, bicara tentang pertentangan dalam batinmu, bicara tentang akalmu yang telah terpisah dari nuranimu, nurani sebagai makhluk ciptaanNya. Atau kamu memang telah berubah menjadi tidak berTuhan, namun kamu malu mengakuinya. Lalu kamu menciptakan rangkaian kata dan istilah yang seolah-olah membenarkan segala pikiran dan tindakanmu?
Ambillah waktu sejenak untuk dirimu, untuk akal dan hatimu, maka kamu akan menyadari apa yang terlupa, apa yang telah kamu ingkari selama ini, dan pembenaran-pembenaran yang kamu ciptakan sendiri.
Tidakkah kamu malu, berjubah popularitas dan menyandang gelar kemuliaan, tetapi apa yang kamu katakan dan lakukan semakin mendekati kemunafikan yang nyata. Tidakkah kamu malu?
Kenapa kehidupan beragama hanya milik kamu dan Tuhanmu, sementara Ia telah menciptakanmu, saudara-saudaramu, kerabat-kerabatmu, pemimpin-pemimpinmu.
Ia yang telah menciptakan sistem tata surya dengan berbagai macam bintang, planet, dan benda-benda langit lainnya. Jika kehidupan beragama hanya antara kamu dan Tuhanmu, kenapa kamu percaya bahwa Tuhan lah yang telah menciptakan ekosistem ini, mengapa kamu tidak heran mengapa planet dan benda-benda langit bergerak teratur di jalurnya. Tidakkah kamu melihat tanda-tanda kebesaranNya? Bahwa benda mati sekalipun perlu aturan yang mengatur interaksi sesamanya. Tidakkah kamu melihat analogi serupa pantas diterapkan pada manusia, yang memiliki akal dan hati? Kenapa kamu tunduk pada hukum buatan manusia, sementara tidak patuh terhadap hukum yang telah diciptakan oleh Penciptamu.
Tidakkah kamu malu, bahwa akalmu telah dikuasai keegoisan dan paham yang tidak kembali pada nuranimu? Tidakkah kamu malu berbicara lantang di hadapan banyak orang, bicara tentang pertentangan dalam batinmu, bicara tentang akalmu yang telah terpisah dari nuranimu, nurani sebagai makhluk ciptaanNya. Atau kamu memang telah berubah menjadi tidak berTuhan, namun kamu malu mengakuinya. Lalu kamu menciptakan rangkaian kata dan istilah yang seolah-olah membenarkan segala pikiran dan tindakanmu?
Ambillah waktu sejenak untuk dirimu, untuk akal dan hatimu, maka kamu akan menyadari apa yang terlupa, apa yang telah kamu ingkari selama ini, dan pembenaran-pembenaran yang kamu ciptakan sendiri.
Tidakkah kamu malu, berjubah popularitas dan menyandang gelar kemuliaan, tetapi apa yang kamu katakan dan lakukan semakin mendekati kemunafikan yang nyata. Tidakkah kamu malu?
Comments
tulisannya bagus!