Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2013

Kenapa kita kecewa?

Sebuah pikiran meluncur masuk begitu saja ke otak, melalui orang-orang yang cerdas dan mampu menjelaskan perihal hakikat hidup. "Ruh manusia berasal dari surga, disanalah kesempurnaan ada. Ketika ia diturunkan ke dunia, maka ia mencari kesempurnaan seperti yang ia temukan di daerah asalnya. Ia terus mencari kesempurnaan di dunia, karena itulah ia sering kecewa sedangkan dunia tidak diciptakan untuk kesempurnaan. Manusia diturunkan ke dunia ini untuk diuji, dan waktu di dunia hanya sementara. Maka rugi sekali ia yang terus-terusan memaksa untuk mendapatkan kesempurnaan atas apapun di dunia, karena itu tidak akan pernah ada di sini. Kesempurnaan hanya ada di sisi Allah SWT, di surga, di tempat ia kembali." Itu juga kalau kita mampu kesana ya.. Oh... lalu saya pun gemetar mendengarnya.. Saya harus ingat ini seumur hidup.

Addis Ababa kesan pertama

Saya mungkin berhutang cerita soal negeri Habasyah (Ethiopia). April 2012, saya diminta bergabung dengan rekan saya ke sebuah pertemuan mengenai akses energi di benua afrika. Asia merupakan salah satu kiblat pembangunan di Afrika, dan Indonesia cukup maju di bidang pembangkitan listrik dari air skala kecil. Pertemuan ini bukan skala besar, namun merupakan jaringan dalam kantor saya. Ethiopia. Saya hanya tahu ia adalah salah satu negara Afrika Timur. Perjalanan 20 jam ditempuh melalui Dubai dan itu merupakan perjalanan panjang kedua saya setelah perjalanan ke kota Haram 5 tahun sebelumnya. Berdua saya pergi dengan rekan saya berkebangsaan Jerman, sekarang dia sudah ditempatkan di Burundi. Afrika adalah impiannya. Senang dan bersemangat, tentu saja, ini Afrika! Tidak sesenang itu hingga saya sadar sejarah hebat negara ini. Saya tiba di Addis Ababa, ibukota yang terletak di dataran tinggi. Kami tidak sabar ingin mengintip Addis dari jendela, dan pemandangan yang paling membu

Awam

Kapan terakhir kali merasa awam? Maksud saya bukan sekedar tidak tahu, tapi merasa "oh, kemana saja saya selama ini. Gw gak tauuu banget iniii. Ah gini aja belom bisa. aakh bodohh banget sih jadi orang " dan sebagainya. I was and still am, recently in light desperation. Memang kalau mau (merasa) pintar jangan belajar. Karena belajar tidak akan menyelesaikan masalah soal ketidaktahuan. Faktanya, belajar akan membuat kita selalu merasa tidak tahu. Nah itu risikonya. Dan menelan risikonya tidak semudah itu juga. Oh.. Dan terbukti tafsir Al 'Asr ayat ketiga. Iman saja tidak cukup, harus saling menasihati untuk beramal shaleh, beramal shalih juga tidak cukup, harus saling wasiat-mewasiati dalam kesabaran. Sabar dan shalat. Sabar ditulis sebelum shalat. Super duper ultimate ini si sabar. Pak QS bilang sabar adalah menahan gejolak dari hal yang menghalangi kita untuk melakukan/mendapatkan hal yang baik atau lebih baik. Sabar itu cermin kekuatan, makanya berat kan.