Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2009

Jamila dan Sang Presiden

Sebuah film terbaru oleh Ibu Ratna Sarumpaet, yang bicara tentang wanita dan perdagangan manusia. Pemainnya sekaliber Christine Hakim (aduh ibu ini anggun sekali sih,,), Atiqah Hasiholan (main bagus di Berbagi Suami), Surya Saputra (main bagus di Arisan), Eva Celia Latjuba (cantik euy), Ria Irawan (spesialis tante girang), Fauzi Baadila (si mata liar), dan sederet aktor-aktris terbaik Indonesia. Dengan semangat saya menanti hari ini, pemutaran Jamila dan Sang Presiden. Saya terburu-buru menuju BIP dari kos setelah shalat maghrib, dan setengah berlari menuju bioskop. Rasanya saya terlambat 10 menit, namun saya tetap bisa mengikuti ceritanya. Film ini seperti orasi bertema perdagangan wanita. Mendeskripsikan secara gamblang tentang dilema Jamila, perempuan yang dijual ayahnya ke mucikari di umurnya yang belia. Atiqah bagus bermain sebagai Jamila yang memiliki pengalaman traumatis, dijual ayahnya sendiri, dibawa kabur ibunya dari mucikari untuk dititipkan di keluarga terhormat namun dirab

Remeh-temeh

Beberapa hari ini, saya punya kesibukan baru, menata ulang laporan standar ke format baru. Menarik juga menantang dan membuat saya 'asik sendiri' membetulkan ini-itu, mengganti ini-itu, bahasa kerennya continous improvement . Salah satu kebiasaan saya muncul di pekerjaan ini yaitu Setiap kali saya melihat hasilnya, ada saja yang ingin saya ubah. Tulisan di -bold, di-italic, di ini di itu. Kalau perubahan itu hanya berdampak pada diri sendiri sih tak apa, masalahnya ini berakibat pada 5 teman lainnya yang membuat laporan yang sama. Sebelum format itu dipakai, sudah dibuat prototype untuk dilihat-diputar-dikritik-diubah, dan berulang lagi siklusnya. Meskipun begitu, saat format itu sudah dipakai secara resmi pun masih saja dilihat-diputar-dikritik-diubah, tak sadar bahwa tenggat waktu pengumpulan semakin dekat. Setiap ada perubahan, spidol mulai menggaruk-garuk whiteboard dan menuliskan perubahan-perubahan tersebut. Mau tak mau, 5 temanku yang sabar akan merubah apa yang sudah me

There's Hope

I just love this song,, There's Hope Back when I had a little I thought that I needed a lot A little was over rated, but a lot was a little too complicated You see-Zero didn't satisfy me A million didn't make me happy That's when I learned a lesson That it's all about your perception Hey-are you a papa or a superstar So you act, so you feel, so you are It ain't about the size of your car It's about the size of the faith in your heart There's hope It doesn't cost a thing to smile You don't have to pay to laugh You better thank God for that There's hope It doesn't cost a thing to smile You don't have to pay to laugh You better thank God for that There's hope Off in the back country of Brazil A met a young brotha that made me feel That

saya dan mimi

Banyak yang bilang, saya bagaikan titisan mimi saking miripnya. *Mimi adalah panggilan saya untuk ibu, diambil dari tradisi Cirebon (kota asal ayah saya ).* Sedari kecil hubungan saya sangat dekat, tidak diragukan karena saya anak bungsu. Tidak pernah merasakan punya adik dan berlimpah perhatian. Setiap saya melihat mimi ada saja yang akan saya lakukan, mencolek pinggang, menciumi pipi, minta dimasakin ini itu, peluk-pelukan di tempat tidur, bertukar cerita yang meskipun amat-sangat-serius akan selalu berubah menjadi komedi. Mimi dari lahir sudah tinggal di Jakarta, dan bergaul dengan orang-orang betawi, jadilah candaannya khas betawi. Kalau tahu karakter emak di bajaj bajuri, sekilas pandang begitulah mimi (minus sifat matre yg keterlaluan dari si emak). Singkat kata, Mimi adalah kebahagiaan. Saya adalah anak yang manja, ya, penakut, ya. Sifat-sifat jelek itulah yang selalu membuat anggota keluarga saya, terutama mimi, khawatir. Di lain pihak, saya adalah anak yang keras kepala dan g