Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2011

Filek

Sering denger gak kalo sakit itu bisa jadi jalan buat membersihkan dosa atau pengingat atau alarm, you name it , dan para alim sering bilang "banyak istighfar, sabar" dan saya mencoba percaya Insya Allah ada kemudahan setelahnya. "...sesungguhnya di balik kesulitan ada kemudahan, di balik kesulitan ada kemudahan.." Cuma butuh beberapa jam, sraat sroot, tantangan yang dikasih si bapak pun ditunjukkan jalan keluarnya. Saya gak percaya kebetulan, semua sudah diatur toohh.. *hiperbola ya gw, padahal cuma pilek :p. Alhamdulillaaahhh :D Maha Baik.

Labirin

Tadi malam saya mimpi riweuh sekali. Sepertinya tentang perjalanan saya mencari jurnal penelitian saya yang tertinggal entah dimana. Disana saya melalui jalanan terjal yang dialiri air, licin sekali, lalu saya berputar di lingkungan rumah tinggal yang sama, naik turun, berputar, lalu kembali ke tempat yang sama. Saya coba jalanan lain yang lebih kering, sempit, namun berhenti di tempat yang sama. Sempat pula perjalanan saya harus melewati makam-makam yang nisan-nya menggunakan laptop, lalu bertemu orang yang sangat takut dan kaget sekali melihat saya (whaat?? imoettzz beginiii?!).  Absurd. Mimpi ini memang labirin pikiran saya sendiri. Ketakutan punya efek seperti kaca pembesar, membuat masalah lebih besar dari yang sebenarnya.  #fastblogging #backtowork

#indonesiajujur : Hidup saja di lemari debu

Ketika mengikuti perkembangan pelaksanaan ujian akhir nasional, saya tercenung begitu mahalnya usaha yang dilakukan untuk sekadar mengamankan soal dari kebocoran dan kecurangan. Begitu mahalnya harga kejujuran di negara ini, tapi ironisnya pendidikan yang dibuat mahal itu hanya dipandang rendah oleh sebagian orang. Kenapa murah? Karena pendidikan hanya   dihitung dari goresan angka di lembar ijazah yang harganya tak sampai 10 ribu rupiah. Kalau negara ini dibilang sudah defisit rasa percaya, peristiwa mencontek masal ini adalah buktinya.   Membesarnya rasa tidak percaya ini bahkan sudah dimulai di tingkat paling fundamental, keluarga antara orang tua dan anaknya. Ironis.   Orang tua tidak percaya bahwa anaknya mampu menyelesaikan ujian dengan kemampuannya. Kemampuan yang diajarkan guru setiap hari atau pemahaman murid dari akalnya sendiri. Lebih dalam lagi ada kekurangan rasa percaya diri dalam diri orang tua, guru, dan murid. Saya pernah jadi siswa dasar sampai tingkat maha (mahasis

hari ayah

Selamat hari ayah. 3 Juni :') *versi miiko* buapaakkeee!!