Belakangan aku tidur awal sekali
mungkin aku rindu, padamu, dan lari kepadaMu
lari dari segala ide tentangmu, tentang hidup
mungkin sedikit harap yang jika digunakan logika, akan tak sampai
Hanya satu cara yang aku tahu..
Aku berlari padaMu
lari dari segala keinginan yang jauh di atas kemampuanku
Lari dengan terburu-buru, tidak sadarkan diri, tersengal
kemudian mengarung mimpi hingga terbangun dini hari
Keheningannya membuatku jatuh rindu
senyapnya seperti sedang mendengarkan ocehanku secara hati-hati
dan jawaban yang kudengar sendiri di dalam hati
Percakapan monolog dua arah mungkin namanya
Sebelum semua pengeras suara bersahut-sahutan merayakan pagi
aku tidak ingin terganggu
Ini waktuku bercerita tentang aku dan harapanku
dan juga mengoceh tentangmu
Pendar bulan dalam gelapnya langit
senyapmu seperti pelukan yang tiap hari aku butuh
senyapmu seperti pelukan yang tiap hari aku butuh
menyinari tanpa menyakiti
Aku didengarkan dari tempat yang tak bisa kulihat dengan kasat mata
Aku didengarkan dari tempat yang tak bisa kulihat dengan kasat mata
mungkin disini, di tiap tarikan napas yang sedang berdenyut di balik kulit
Hening pagi yang mengikatku dalam rindu
aku hanya ingin berbagi denganMu
Oh ini sudah Shubuh
Matahari merangkak naik
dan riuh dunia terbit perlahan
Esok aku datang lagi
mungkin dengan cerita yang sama, atau bisa jadi berbeda
Pagi mendesak dan aku harus hidup lagi
Merajut waktu hingga aku tertidur, dan bangun menemukanMu kembali
disini.
disini.
22 November 2013
04:10 am
Mungkin fiksi
Berantakan, tergesa menuliskannya pagi tadi,
Cemas hilang terbawa keriuhan pikiran
Comments