Skip to main content

Ibu bilang

Seringkali Ibu saya bilang "kamu itu orangnya kebanyakan mikir, lakukan saja gak usah kebanyakan mikir."
Mungkin sudah takdir saya kebanyakan mikir, terbukti kalau membaca blog ini stock pikiran itu ada saja dari yang absurd sampai yang serius. Tidak heran, bahkan waktu lahir saja saya terbalik, kepala saya masih di dalam perut saking kebanyakan mikir. :D

Komentar ibu benar-benar membuat saya berpikir panjang, nah lho mikir lagi. Saya rasa benar juga, dan saya sampai pada tahap berdoa untuk diajarkan bagaimana caranya berbuat. Begini begitu, saya mulai ikut kumpulan orang yang bertukar ide, kemudian sering lari dan sepeda pagi hanya untuk melatih motorik, bantu teman dengan bisnis sosial, beasiswa, kemudian sampai 2 tahun lalu saya bertemu orang-orang dengan mental "kerjain dulu saja, kita akan belajar seiring waktu" sampai terwujud Kelas Inspirasi 1 dan 2. Sungguh modal nekat dan penuh tantangan. Alhamdulillah Allah SWT menggerakkan banyak hati untuk membesarkan kelas ini di berbagai kota di Indonesia. 

Tahun ini, bulan ini, ada #kerjabakti. Di inisiasi oleh orang-orang yang sama, ralat, orang-orang yang lebih banyak. Alhamdulillaaah semoga lebih banyak hati yang tergerak dan bekerja langsung. Karena keterlibatan ini sifatnya sangat personal, tiap orang punya makna yang diambil dari interaksi kami selama ini dan nanti.  

Bagi saya, keterlibatan disini adalah arahan dari Al Aziz, untuk tetap belajar dan berusaha menyeimbangkan arah hidup yang saya inginkan dengan aspek kehidupan yang lain. Terutama meyakinkan orang-orang yang paling dicintai, bahwa berlelah-lelah selama ini insyaaLlah manfaat. 

Dengan iman yang menimbulkan keikhlasan dan amal yang dilakukan dengan benar, serta mengharap ridha Allah SWT, perubahan ke arah yang lebih baik InsyaaLlah terjadi. Semoga istiqamah. :)

Comments

Popular posts from this blog

Wisdom of nature

Life is not meant to be seen only from one side, it is resembled in our earth form, that is round and floating Life is meant to be on the move, no matter how slow it is To see that it has its continuum of time That the state of life is temporary As the earth rotates dilligently The darkness is certain, so as the light Difficulties will soon fade, just like happiness Life is meant to be a journey As our earth travels in tranquility It does not move in random, it surely has its own path Its orbit.. To travel cautiously, not to collide with other planets and space objects The earth knows exactly its mission to bring various seasons for human by dilligently rotates and orbitting to send warning about darkness that comes in our way to give hope at dawn to remind people aboutl illussions in our eyes The philosophy of nature is only can be seen when we pause escape to make space in our life and reflect in iteration The image become words the events become senten...

First Chapter: How we met and why we tied the knot?

It’s been a while since my last blogpost. I think my mind rest somewhere or i did not find something interesting enough to be written or maybe i let all those thoughts disappear with time.   Today is the last day in 2016 and I am on my way back to Jakarta from Yogyakarta with Nauval, who vowed to be my life partner a week ago. As a good friend of us had written our story , i feel flattered actually.. I think one story will not hurt anyone. :D So we met in April 2015, if I’m not mistaken, I don’t remember the date. But I do remember the place, and who were involved there. What had happened between May 2015 and December 2016 are only important for us hahaha.   Probably what is important to be shared is why and how I made the decision to marry a person next to me. HOW? I had met Nauval on March 2015 with Agung and Cinta. There was no follow up after the first meeting and I was very OK with that. Life was normal. Meanwhile, my Mom and her relations wer...

Idola Cilik, sudahkah adil?

Sore ini selepas pergi bersama teman untuk menonton pertandingan tenis, saya menemukan para penghuni kos sedang berkumpul di ruang tengah untuk menyaksikan idola cilik. Saya merasa kangen nonton acara ini, karena dulu saat belum masuk babak 14 besar,saya sering sekali menonton acara ini.  Sebuah ajang bagus untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak, sekaligus memberikan inspirasi bagi ribuan pemirsa kecil lainnya yang terlalu bingung dijejali sinetron-monolog-yang-mengumbar-gambar-orang-melotot. Lucu dan menyenangkan sekali pada awalnya, hingga pada sore ini pandangan saya terusik pada sistem eliminasi idola cilik. Menit demi menit saya mencoba menikmati rangkaian babak hasil "result show", tapi yang berputar di kepala saya hanya "kenapa begini? kenapa begitu?" Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman kos yang mendukung Cakka dan Obiet, serta satu orang yang mendukung Irsyad. Saya coba buatkan rangkaiannya. Para kontestan cilik diberi kesempatan...