Skip to main content

Jangka dan pesan ke masa depan

Kepada
Diri saya sendiri
di
Masa depan

Kalau suatu hari, kita tercerai sementara antara iman dan logika carilah surat ini. Sengaja dibuat surat terbuka agar lebih mudah mencarinya (yah kita tau sendiri sering hilang catatan-catatan dan pikiran, bahkan lupa password jika disimpan di draft).

Yakin sekali di kehidupan masa depan, yang mungkin dimulai beberapa detik setelah surat ini dibuat, akan banyak tantangan. Kita tahu, seketika saat kita meneguhkan hati untuk beriman hidup kita tak akan jauh dari ujian baik kesulitan maupun kesenangan.

Bicara soal hidup, ingatlah Jangka sebagai contoh kecilnya, ketika tidak terlalu cukup waktu untuk mengingat semua kalimat filsafat. Iya, Jangka yang sering kita pakai waktu sekolah dan menggambar teknik.

Kita hidup berjalan terus tanpa putus, seperti lingkaran. Akan putus pada waktunya ketika jangka dicabut oleh pemiliknya, dicabut ke atas dan mudah-mudahan Dia senang dan ridha dengan perjalanan lingkaran kita.

Sedikit demi sedikit kita berjalan, melebarkan radius lengan jangka dengan tetap bertumpu pada datum jarum yang sudah dihujamkan terlebih dulu, iman, karena kita terlahir Islam dengan bisikan Adzan di telinga kanan dari lelaki yang paling kita cintai. Datum yang sudah tegak dan kokoh, agar putaran yang kita buat sempurna.

Seiring waktu, kita ingin bertualang melebarkan lengan jangka, melebarkan zona-zona nyaman kita, memperluas lingkaran hidup. Sejauh apapun batas-batas yang ingin kita lewati, pastikan datum menghujam di titik yang sama.

Suatu ketika kita akan lelah berputar dan melebarkan radius, Tiek. Datum akan berpindah titik, dan lingkaran kita akan menyimpang, mungkin tidak melingkar lagi. Ketika itu tiba, jangan lemah atau pergi lebih jauh. Tengoklah kembali datum kita, apakah ia masih kokoh? Kalau tidak, jangan buang waktu untuk terus melingkar, berhenti, kembali ke titik asal dan tegakkan lagi datumnya. Sekuat tenaga, sebisa mungkin sesulit apapun. Kuatkan dengan 39:53 ; dan ingat selalu lakukan yang diperintahkan di 3:113.

Suatu hari ketika kita jumpai peristiwa yang mungkin beraaat sekali, seperti tidak ada jalan keluar, berserah Tiek, karena mungkin itu caraNya untuk menarik kita kembali ke Islam (berserah). Kita sudah berkali-kali mengalami ini, semestinya kita ingat terus. Lupakan pikiran untuk mengeluh, karena ketika suatu peristiwa membawa kita kembali untuk menegakkan datum, sungguh seperti yang kita insyafi berkali-kali, itu karunia.

Bumi dan planet bulat dan tidak bersisi, maka masih relevan-kah jika kita bertahan di satu sisi dan menafikkan sisi lain. Kenapa galaksi tidak diletakkan di bidang datar? Kenapa mereka mengambang dan planet-planet selalu berputar, seperti tidak ada yang tersembunyi? Pandang suatu hal dari berbagai sisi, Tiek, karena hanya dengan cara itulah Tuhan melihat segala hal, dari sisi yang tak hingga, dan hanya dengan cara itu kita paham dan adil. :)

Ketika batas hitam dan putih bercampur tidak karuan, kembali tegak dan ingat 6:116
Panjangkan kerangka berpikir kita dari sekadar dunia, agar ketenangan selalu ada, Tiek. Tuhan kita Maha Adil, ketika hidup terasa tidak adil maka telaah kebijakan-kebijakan manusia yang sedang digunakan dan kita-manusia bisa mengubahnya, seperti yang  disebutkan oleh Ha-Joon Chang (ekonom dari Cambridge yang kita baca bukunya).

Kita sering melamun dengan banyak pertanyaan soal ini dan itu, tapi hingga hari ini kita paham bahwa apa yang terjadi dan dibutuhkan di dunia tidak pernah bertentangan dengan pedoman kita. Kita insyaf bahwa akal dan iman selalu sejalan, seperti yang kita temukan ketika secara bergantian membaca buku ulama dari Padang Panjang dan ekonom dari Korea.

Kebebasan tidak berbatas bukan sahabat kita, Tiek, kalau kita ingin maju. Di blog ini juga ada presentasi dari Barry Schwartz soal kebebasan yang membuat kita malah tidak bisa maju, paralysis, dan buka lagi buku kritik soal pasar bebas. Kita semakin yakin bahwa ajaran yang jadi pedoman kita tidak pernah bertentangan dengan kemajuan.

Ketika akal kita belum bisa menjawab berbagai pertanyaan, bukanlah iman kita yang bertentangan tapi akal kita yang belum sampai, maka belajar terus Tiek. Merasa serba tahu sepertinya akan membuat kita celaka. Seperti yang kita renungi sewaktu hidup kita sulit di masa S2, puncak dari ilmu adalah kesadaran bahwa banyak sekali hal yang kita tidak tahu tentang dunia dan kehidupannya, dan ternyata sejalan dengan apa yang ditulis Buya Hamka di bukunya.

Segini dulu pesan dari kita di 12 Mei 2013. Semoga hidup kita berkah sampai nanti jangka kita diangkat Pemiliknya. 

Comments

eve said…
Aku sukaaa sukaaaa post iniiih :)
atiek said…
woaaahh.. nuhuuun :D

Popular posts from this blog

Idola Cilik, sudahkah adil?

Sore ini selepas pergi bersama teman untuk menonton pertandingan tenis, saya menemukan para penghuni kos sedang berkumpul di ruang tengah untuk menyaksikan idola cilik. Saya merasa kangen nonton acara ini, karena dulu saat belum masuk babak 14 besar,saya sering sekali menonton acara ini.  Sebuah ajang bagus untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak, sekaligus memberikan inspirasi bagi ribuan pemirsa kecil lainnya yang terlalu bingung dijejali sinetron-monolog-yang-mengumbar-gambar-orang-melotot. Lucu dan menyenangkan sekali pada awalnya, hingga pada sore ini pandangan saya terusik pada sistem eliminasi idola cilik. Menit demi menit saya mencoba menikmati rangkaian babak hasil "result show", tapi yang berputar di kepala saya hanya "kenapa begini? kenapa begitu?" Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman kos yang mendukung Cakka dan Obiet, serta satu orang yang mendukung Irsyad. Saya coba buatkan rangkaiannya. Para kontestan cilik diberi kesempatan

Kembali ke Kelas Inspirasi

  Apa yang pertama terlintas ketika mendengar Indonesia Mengajar? Anak SD, pendidikan, masyarakat yang mengajar. Begitu pula yang saya pikirkan ketika itu, berbagai orang bersedia mengajar untuk meningkatkan kondisi pendidikan di Indonesia.   Desember 2011 itu, kami sepakat untuk merangkul para ‘kelas menengah’ di kota besar untuk ikut andil dalam pembangunan pendidikan. Salut untuk ide Safira Ganis, Ika, dan teman-teman pengajar muda yang baru kembali dari tempat penugasan. Keceriaan itu disebut, Professional Volunteer Program (PVP). Untuk menyederhanakan narasi “membangun gerakan pendidikan masyarakat”, kita mengusung ide kegiatan relawan untuk menjadi gaya hidup “Loe gak keren kalau belum jadi relawan.”   Hasil pertemuan itu melahirkan  Kelas Inspirasi  sebagai wahana/alat/kendaraannya. Idenya sederhana, para kelas menengah pekerja ditantang untuk cuti sehari, berorganisasi dalam kelompok, mempersiapkan materi pengajaran sendiri, lalu mengajar tentang profesi

untuk mahasiswa ITB dari Rendra

saya rasa kita semua yang mengaku orang muda, berpendidikan, punya berjuta teori yang mau dibenturkan dengan dunia nyata, punya berbagai idealisme yang belum diwujudkan, yang masih diam sampai sekarang (seperti saya), yang mau berubah, yang mau bergerak untuk siapapun, bangsa, umat, atau diri sendiri.. harus baca puisi dari sastrawan Rendra ini, tanda bahwa 30 tahun mahasiswa masih menghadapi masalah dan dilema yang sama. . sampai kapan mau diam dibalik menara gading ini?? menghisap sebatang lisong melihat Indonesia Raya mendengar 130 juta rakyat dan di langit dua tiga cukung mengangkang berak di atas kepala mereka matahari terbit fajar tiba dan aku melihat delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan aku bertanya tetapi pertanyaan - pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet dan papantulis - papantulis para pendidik yang terlepas dari persoalan kehidupan delapan juta kanak - kanak menghadapi satu jalan panjang tanpa pilihan tanpa pepohonan tanpa dangau persinggahan tanpa ada baya