Bagiku kamu adalah pulang
orang yang kusambut setengah berlari di penghujung hari
tempat kepalaku bersandar dan berhenti memikirkan cara mengubah dunia
teman untuk bicara tentang ketakutan dan harapan, kegetiran dan ketegaran
atau sekedar bicara hal-hal aneh yang tidak dimengerti orang lain
Bagiku kamu adalah pulang
tempatku bertanya kenapa genteng kita bocor
dan bergotong royong mencari ember saat hujan tiba
lalu kita duduk manis menyeruput teh manis hangat
mengunyah pisang goreng bertabur gula palem sambil memperhatikan air yang menetes
Bagiku kamu adalah pulang
ketika aku membaca sekedarnya
dan kamu bercerita tentang hari ini
sesekali tertawa dan tercenung
di bawah hangatnya cahaya lampu
Bagiku kamu adalah pulang
sejauh apapun kita menghayalkan keliling semesta dan mencoba hal-hal yang belum pernah dicoba
Bagiku kamu adalah pulang
ketika anak-anak berlari berebut memeluk dan mencium tangan
sesaat setelah kau membuka sepatu di teras rumah
lalu meminta segelas besar air putih
Bagiku kamu adalah pulang
ketika jam kuhentikan detaknya
dan kita duduk menatap kolam ikan
ribut kenapa ikan-ikan mati serta rumput yang semakin meninggi
atau sekedar mendengar suara burung yang meloncat-loncat di dahan rendah
Bagiku kamu adalah pulang
dimana aku berlari kecil di sampingmu saat sa'i
melambaikan tangan mengitari Kabah
dan dalam waktu yang sama berada di bawah tenda saat Dzulhijjah tiba
Bagiku kamu adalah pulang
ketika kita duduk berdua menatap foto-foto yang terserak
dan tertawa betapa bodohnya kita di waktu muda.
Jakarta, 7 February 2013
random piece
Comments