Skip to main content

Bagiku, kamu


Bagiku kamu adalah pulang
orang yang kusambut setengah berlari di penghujung hari
tempat kepalaku bersandar dan berhenti memikirkan cara mengubah dunia
teman untuk bicara tentang ketakutan dan harapan, kegetiran dan ketegaran
atau sekedar bicara hal-hal aneh yang tidak dimengerti orang lain

Bagiku kamu adalah pulang
tempatku bertanya kenapa genteng kita bocor
dan bergotong royong mencari ember saat hujan tiba
lalu kita duduk manis menyeruput teh manis hangat
mengunyah pisang goreng bertabur gula palem sambil memperhatikan air yang menetes

Bagiku kamu adalah pulang
ketika aku membaca sekedarnya
dan kamu bercerita tentang hari ini
sesekali tertawa dan tercenung
di bawah hangatnya cahaya lampu

Bagiku kamu adalah pulang
sejauh apapun kita menghayalkan keliling semesta dan mencoba hal-hal yang belum pernah dicoba

Bagiku kamu adalah pulang
ketika anak-anak berlari berebut memeluk dan mencium tangan
sesaat setelah kau membuka sepatu di teras rumah
lalu meminta segelas besar air putih

Bagiku kamu adalah pulang
ketika jam kuhentikan detaknya
dan kita duduk menatap kolam ikan
ribut kenapa ikan-ikan mati serta rumput yang semakin meninggi
atau sekedar mendengar suara burung yang meloncat-loncat di dahan rendah

Bagiku kamu adalah pulang
dimana aku berlari kecil di sampingmu saat sa'i
melambaikan tangan mengitari Kabah
dan dalam waktu yang sama berada di bawah tenda saat Dzulhijjah tiba

Bagiku kamu adalah pulang
ketika kita duduk berdua menatap foto-foto yang terserak
dan tertawa betapa bodohnya kita di waktu muda.

Jakarta, 7 February 2013
random piece

Comments

shally said…
Atieeeek :3 :3 :3

Popular posts from this blog

Idola Cilik, sudahkah adil?

Sore ini selepas pergi bersama teman untuk menonton pertandingan tenis, saya menemukan para penghuni kos sedang berkumpul di ruang tengah untuk menyaksikan idola cilik. Saya merasa kangen nonton acara ini, karena dulu saat belum masuk babak 14 besar,saya sering sekali menonton acara ini.  Sebuah ajang bagus untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak, sekaligus memberikan inspirasi bagi ribuan pemirsa kecil lainnya yang terlalu bingung dijejali sinetron-monolog-yang-mengumbar-gambar-orang-melotot. Lucu dan menyenangkan sekali pada awalnya, hingga pada sore ini pandangan saya terusik pada sistem eliminasi idola cilik. Menit demi menit saya mencoba menikmati rangkaian babak hasil "result show", tapi yang berputar di kepala saya hanya "kenapa begini? kenapa begitu?" Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman kos yang mendukung Cakka dan Obiet, serta satu orang yang mendukung Irsyad. Saya coba buatkan rangkaiannya. Para kontestan cilik diberi kesempatan...

Gimana nih gayanya??

Properti yg paling menarik untuk dipakai sampai jadi rebutan. Sebenarnya sih mungkin karena cuaca begitu panas, dan benda ini begitu berguna. Rabu, 18 Juni 2008. Pkl 6:52 WIB Sms masuk ke telepon genggam saya, F Yasmin, “Tiek, lo di bdg blm? Ntar bs ngarahin gaya?” . Hmm.. ber pikir sejenak dan tersentak, ah saya benar2 salah paham, saya pikir perubahan jadwal hari selasa ke jumat berdampak pada tidak ada sesi foto hari kamis dan rabu! Saya reply sms itu, dan baru tahu beberapa jam saat perjalanan ke Bandung, kalau sms itu failed. Kamis, 19 Juni 2008. Pkl 9.00 WIB Kesiangan! Terburu-buru saya mandi dan bersiap, dan menuju kampus dengan tergesa-gesa. Ternyata rombongan foto sudah sampai di depan Tokema, oh giliran Ik a si wartawati. Cium tan gan Yasmin dulu lah, minta maaf sudah meninggalkannya kemarin. Seru nih, semuanya tampak bersemangat dan cuaca pun bersahabat yang artinya awan-awan sejuk dan tidak terlalu terik. “Tiek, pikirin gayanya dong, si Nana, karakternya mengh...

memandang ibu dan balita dari sudut pandang yang lain

Saya kenal seorang wanita, dan ia sekarang memang sudah menjadi ibu seorang balita yang lincah dan pintar. sepengetahuan saya selama ini, sejak hamil sampai melahirkan, ia adalah ibu yang baik. Selalu menjaga jasmani dan rohaninya. Memakan segala vitamin, zam-zam, kurma, dan madu tidak pernah ketinggalan setiap hari. Ba'da maghrib, ia selalu mengaji, itu setiap hari. Saya tahu ia dan suaminya sangat menjaga kandungannya. Mereka belajar menjadi orang tua yang baik, mereka sangat bekerja keras untuk itu. Wanita yang kukenal ini adalah figur ibu yang sangat baik. Ia memasak makanan bergizi setiap hari, ia meninggalkan keinginannya bekerja untuk anaknya, ia adalah ibu dengan ASI eksklusif untuk anaknya, dan ia telah menjadi istri dan ibu yang baik, saya yakin itu. Namun bukan hidup jika tanpa ujian. Semakin bertambah umurnya, semakin pintar ia bicara, semakin pintar ia berkelit, dan menghindar. Ia mulai mengerti apa yang disukainya, ia mulai meninggalkan apa yang tidak ia sukai. Sayang...