Terkadang banyak hal yg terlihat remeh, namun tidak untuk saya. Uh oh mungkin kalau begini terus akan terjadi perluasan area jidat saya secara berkelanjutan. Seperti cerita saya ini. Apapun yang kita lakukan rasanya memang tidak bisa lepas dari kalimat ini 'Insya-aLlah', jika Allah berkehendak. Seperti yang saya alami kemarin. Sepertinya remeh, tapi ya saya rasa ada hikmah yang harus saya ambil sendiri.
Saya berencana menemui salah satu teman saya, sekalian berolahraga bersama bapak saya. Rencana ini sudah dibicarakan 2hr sebelumnya. Oke sepakat begini begitu. Bersiaplah saya di hari itu, akhir-akhir ini memang sedang diberi rezeki bangun dini hari. Aktivitas rutin, bapak pulang dari masjid, bersiap, masukin sepeda ke mobil, minum susu, berangkaat. Optimis tidak telat tentunya. Teman saya pun sudah berangkat tapi naik sepeda dari rumahnya yang lebih dekat dari jalur bermain sepeda ini. Tentu dia pun sampai lebih dulu lalu menentukan titik temu. Awalnya itu selaras dengan rencana bapak saya untuk parkir di lokasi yang sama, dilalahnya macet panjang sekali untuk masuk area itu. Lalu kami putar arah ke tempat lain yang relatif sepi. Saya infokan ke teman saya bahwa saya pindah lokasi parkir, namun namanya sedang gowes pasti gak sadar hp. Dan saya dengan kadar bolot yang sedang tinggi pun mengikuti jalur bersepeda kami seperti biasanya ke arah Sudirman, bertolak belakang dari titik temu yaitu Monas.
Hari bebas kendaraan di minggu kedua ini memang super padat, jauh berbeda dengan minggu pertama dan ketiga yang lebih lengang dan bisa gowes dengan kecepatan cukup tinggi. Setelah 1 lap saya kembali ke HI,bapak cari2 komponen untuk sepeda rakitannya dan meminta saya untuk menjaga sepedanya, dan saya pun sekalian cek hp siapa tau ada kabar dari teman saya.
Hari bebas kendaraan di minggu kedua ini memang super padat, jauh berbeda dengan minggu pertama dan ketiga yang lebih lengang dan bisa gowes dengan kecepatan cukup tinggi. Setelah 1 lap saya kembali ke HI,bapak cari2 komponen untuk sepeda rakitannya dan meminta saya untuk menjaga sepedanya, dan saya pun sekalian cek hp siapa tau ada kabar dari teman saya.
Dengdoong!! Setengah jam yang lalu teman saya sampai di Monas dan saya saat itu sedang gowes di antara Sarinah - Sudirman - Sarinah. *Tepok jidat moment ini dipersembahkan oleh susu ultra yang tidak mampu membuat saya pintar dengan segera di pagi hari*
Lalu saya kembali cari kabar teman saya ini, terereet sudah di jalan pulang. Oh well hmm ya baiklah..
Lalu saya kembali cari kabar teman saya ini, terereet sudah di jalan pulang. Oh well hmm ya baiklah..
Saat itu saya mungkin bisa saja misuh-misuh sama rumput yang bergoyang atas roh bolot yang merasuk, tapi kan bisa dibilang gila. Jadilah saya hanya memandang sepeda kuning gonjreng bapak saya yang terparkir manis di depan saya, dimana pemiliknya masih mencari komponen sepeda. Tidak ada yang salah. Komunikasi mandeg, iya! Itu kan lokasi yang tidak terlalu sulit untuk mengatur ini itu jika dilengkapi rencana yang baik, secara logika. Tapi bagi saya akhirnya, perkara 'jika Allah berkehendak' ini memang luar biasa, seberapapun matangnya perencanaan dan persiapan saya. fufufufu
- ditulis di Cipularang. mobile blogging pertama, tapi di-edit sedikit di kos. #tetepYAY!
Comments
bukan berarti jakarta luas, tapi hmmmm....apa yah..mungkin njlimet adalah kata yang cocok hehehe