Skip to main content

Perkara Izin

Terkadang banyak hal yg terlihat remeh, namun tidak untuk saya. Uh oh mungkin kalau begini terus akan terjadi perluasan area jidat saya secara berkelanjutan. Seperti cerita saya ini. Apapun yang kita lakukan rasanya memang tidak bisa lepas dari kalimat ini 'Insya-aLlah', jika Allah berkehendak. Seperti yang saya alami kemarin. Sepertinya remeh, tapi ya saya rasa ada hikmah yang harus saya ambil sendiri.

Saya berencana menemui salah satu teman saya, sekalian berolahraga bersama bapak saya. Rencana ini sudah dibicarakan 2hr sebelumnya. Oke sepakat begini begitu. Bersiaplah saya di hari itu, akhir-akhir ini memang sedang diberi rezeki bangun dini hari. Aktivitas rutin, bapak pulang dari masjid, bersiap, masukin sepeda ke mobil, minum susu, berangkaat. Optimis tidak telat tentunya. Teman saya pun sudah berangkat tapi naik sepeda dari rumahnya yang lebih dekat dari jalur bermain sepeda ini. Tentu dia pun sampai lebih dulu lalu menentukan titik temu. Awalnya itu selaras dengan rencana bapak saya untuk parkir di lokasi yang sama, dilalahnya macet panjang sekali untuk masuk area itu. Lalu kami putar arah ke tempat lain yang relatif sepi. Saya infokan ke teman saya bahwa saya pindah lokasi parkir, namun namanya sedang gowes pasti gak sadar hp. Dan saya dengan kadar bolot yang sedang tinggi pun mengikuti jalur bersepeda kami seperti biasanya ke arah Sudirman, bertolak belakang dari titik temu yaitu Monas.

Hari bebas kendaraan di minggu kedua ini memang super padat, jauh berbeda dengan minggu pertama dan ketiga yang lebih lengang dan bisa gowes dengan kecepatan cukup tinggi. Setelah 1 lap saya kembali ke HI,bapak cari2 komponen untuk sepeda rakitannya dan meminta saya untuk menjaga sepedanya, dan saya pun sekalian cek hp siapa tau ada kabar dari teman saya. 
Dengdoong!! Setengah jam yang lalu teman saya sampai di Monas dan saya saat itu sedang gowes di antara Sarinah - Sudirman - Sarinah. *Tepok jidat moment ini dipersembahkan oleh susu ultra yang tidak mampu membuat saya pintar dengan segera di pagi hari*

Lalu saya kembali cari kabar teman saya ini, terereet sudah di jalan pulang. Oh well hmm ya baiklah..
Saat itu saya mungkin bisa saja misuh-misuh sama rumput yang bergoyang atas roh bolot yang merasuk, tapi kan bisa dibilang gila. Jadilah saya hanya memandang sepeda kuning gonjreng bapak saya yang terparkir manis di depan saya, dimana pemiliknya masih mencari komponen sepeda. Tidak ada yang salah. Komunikasi mandeg, iya! Itu kan lokasi yang tidak terlalu sulit untuk mengatur ini itu jika dilengkapi rencana yang baik, secara logika. Tapi bagi saya akhirnya, perkara 'jika Allah berkehendak' ini memang luar biasa, seberapapun matangnya perencanaan dan persiapan saya. fufufufu

- ditulis di Cipularang. mobile blogging pertama, tapi di-edit sedikit di kos. #tetepYAY!

Comments

kakilopengkor said…
hooooooooo masuk blooggg nih hehehehe..jakarta ternyata tidak sesempit yang manusia kira yah..
bukan berarti jakarta luas, tapi hmmmm....apa yah..mungkin njlimet adalah kata yang cocok hehehe
atiek said…
orangnye kebanyakaaan, sama gak sadar hp. sekian. hahaha

Popular posts from this blog

Idola Cilik, sudahkah adil?

Sore ini selepas pergi bersama teman untuk menonton pertandingan tenis, saya menemukan para penghuni kos sedang berkumpul di ruang tengah untuk menyaksikan idola cilik. Saya merasa kangen nonton acara ini, karena dulu saat belum masuk babak 14 besar,saya sering sekali menonton acara ini.  Sebuah ajang bagus untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak, sekaligus memberikan inspirasi bagi ribuan pemirsa kecil lainnya yang terlalu bingung dijejali sinetron-monolog-yang-mengumbar-gambar-orang-melotot. Lucu dan menyenangkan sekali pada awalnya, hingga pada sore ini pandangan saya terusik pada sistem eliminasi idola cilik. Menit demi menit saya mencoba menikmati rangkaian babak hasil "result show", tapi yang berputar di kepala saya hanya "kenapa begini? kenapa begitu?" Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman kos yang mendukung Cakka dan Obiet, serta satu orang yang mendukung Irsyad. Saya coba buatkan rangkaiannya. Para kontestan cilik diberi kesempatan

Kembali ke Kelas Inspirasi

  Apa yang pertama terlintas ketika mendengar Indonesia Mengajar? Anak SD, pendidikan, masyarakat yang mengajar. Begitu pula yang saya pikirkan ketika itu, berbagai orang bersedia mengajar untuk meningkatkan kondisi pendidikan di Indonesia.   Desember 2011 itu, kami sepakat untuk merangkul para ‘kelas menengah’ di kota besar untuk ikut andil dalam pembangunan pendidikan. Salut untuk ide Safira Ganis, Ika, dan teman-teman pengajar muda yang baru kembali dari tempat penugasan. Keceriaan itu disebut, Professional Volunteer Program (PVP). Untuk menyederhanakan narasi “membangun gerakan pendidikan masyarakat”, kita mengusung ide kegiatan relawan untuk menjadi gaya hidup “Loe gak keren kalau belum jadi relawan.”   Hasil pertemuan itu melahirkan  Kelas Inspirasi  sebagai wahana/alat/kendaraannya. Idenya sederhana, para kelas menengah pekerja ditantang untuk cuti sehari, berorganisasi dalam kelompok, mempersiapkan materi pengajaran sendiri, lalu mengajar tentang profesi

Udar Rasa

Ada sebuah kolom di koran Kompas bernama Udar Rasa. Minggu ini teman saya, ika , mencuplik kalimat dari sana, dan saya penasaran. Minggu ini ditulis oleh Bre Redana. Berikut paragraf dari kolom tersebut yang saya suka: "Belajarlah pada alam. Sebagaimana sungai-sungai makin dangkal karena morat maritnya hutan-hutan dan gunung-gunung, hidup kita juga semakin dangkal. Seiring proses pendangkalan, masyarakat bertransformasi dari pengertian komunitas menjadi penggembira, pemandu sorak.  Begitu pun individu. Identitas individu sebagai entitas darah, daging, akal-budi, spirit, roh, bertransformasi menjadi identitas digital. Dalam identitas digital individu bisa menyaru sebagai lelaki, perempuan, kelompok, benda, pokoknya apa saja. Ini mengingatkan pada raksasa-raksasi dalam pewayangan, yang sanggup muncul dan menghilang, berubah-ubah bentuk menjadi apa saja. Gema suara mereka tak terukur.  Seperti sungai dangkal berbuih-buih, pemandu sorak dalam identitas digital ini memang