Skip to main content

Perempuan + Wirausaha Campuran Manis :)

Astaga gak sadar nge-BOM postingan! ah yasudah lah, dicicil bacanya juga gak apa-apa kan. Tapi bener deh kali ini saya lagi share yang cukup informatif kok. #membeladiri. Postingan sebelumnya kan saya kebingungan, eh ini ada hint nya sedikit soal perempuan dan wirausaha. hahahahaa #kesenengan 
Ini saatnya menata hidup kayaknya, banyak informasi ternyataa.. fufufufu
Oh ini yang saya baca tadi : 
Risiko kecil : Di masa sekarang, bukan hal asing lagi kalau dalam rumah tangga baik suami maupun istri sama-sama bekerja. Namun, tak jarang pula hanya suami yang bekerja dan menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Nah, agar bisa semakin menunjang kebutuhan hidup sehari-hari, tak ada salahnya bila istri menjalankan bisnis dari rumah. Sumber pemasukan suami tetap "aman" sementara istri bisa ikut menunjang nafkah keluarga. Suami-istri saling mendukung dalam menjalankan bisnis tersebut. 
Multitasking : Salah satu kelebihan yang dimiliki perempuan adalah bisa mengerjakan banyak hal sekaligus (multitasking). Misalnya, memasak sambil menjaga anak. Karakteristik ini adalah kompetensi dasar yang dibutuhkan dalam berbisnis, "Dan ini tidak dimiliki pria," kata Muassis. Perempuan bisa menjalankan fungsi-fungsi dalam bisnis sekaligus mulai dari pemasaran, penjualan, sampai manajemen SDM. 
Pengambil Keputusan : Coba perhatikan, umumnya siapa yang menentukan pilihan rumah yang akan dibeli, perabotan dan keperluan rumah tangga, atau baju dan kemeja untuk suami. Para ibu, bukan? "Disadari atau tidak, wanita merupakan pengambil keputusan untuk hampir setiap pembelian yang terjadi," ujar Muassis. Perempuan adalah konsumen terbesar dari hampir semua produk yang ada di pasaran. Perempuan lebih paham dan dapat merasakan keinginan konsumen sebagai representasi dari dirinya sendiri.
Era informasi : Satu hal lagi yang menjadi kelebihan perempuan adalah kemampuannya membentuk networking dan berkomunikasi. Ini bisa ditunjukkan lewat komunitas-komunitas yang banyak diikuti dan dibentuk perempuan. Utamanya, di era teknologi dan informasi seperti sekarang ini. Muassis menyebutkan, sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan pada tahun 2000, enam dari 10 pengguna website adalah perempuan. Bisnis online pun menjadi alternatif yang menguntungkan. Dengan naluro komunikasi dan networking perempuan yang umumnya melebihi pria, perempuan akan lebih sukses berbisnis memanfaatkan teknologi informasi. 

Share dari Nova
Atiek has not decided yet.. :P

Comments

ikazain said…
Perempuan itu CFO keluarga katanya Tiek :D

Popular posts from this blog

Idola Cilik, sudahkah adil?

Sore ini selepas pergi bersama teman untuk menonton pertandingan tenis, saya menemukan para penghuni kos sedang berkumpul di ruang tengah untuk menyaksikan idola cilik. Saya merasa kangen nonton acara ini, karena dulu saat belum masuk babak 14 besar,saya sering sekali menonton acara ini.  Sebuah ajang bagus untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak, sekaligus memberikan inspirasi bagi ribuan pemirsa kecil lainnya yang terlalu bingung dijejali sinetron-monolog-yang-mengumbar-gambar-orang-melotot. Lucu dan menyenangkan sekali pada awalnya, hingga pada sore ini pandangan saya terusik pada sistem eliminasi idola cilik. Menit demi menit saya mencoba menikmati rangkaian babak hasil "result show", tapi yang berputar di kepala saya hanya "kenapa begini? kenapa begitu?" Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman kos yang mendukung Cakka dan Obiet, serta satu orang yang mendukung Irsyad. Saya coba buatkan rangkaiannya. Para kontestan cilik diberi kesempatan

Kembali ke Kelas Inspirasi

  Apa yang pertama terlintas ketika mendengar Indonesia Mengajar? Anak SD, pendidikan, masyarakat yang mengajar. Begitu pula yang saya pikirkan ketika itu, berbagai orang bersedia mengajar untuk meningkatkan kondisi pendidikan di Indonesia.   Desember 2011 itu, kami sepakat untuk merangkul para ‘kelas menengah’ di kota besar untuk ikut andil dalam pembangunan pendidikan. Salut untuk ide Safira Ganis, Ika, dan teman-teman pengajar muda yang baru kembali dari tempat penugasan. Keceriaan itu disebut, Professional Volunteer Program (PVP). Untuk menyederhanakan narasi “membangun gerakan pendidikan masyarakat”, kita mengusung ide kegiatan relawan untuk menjadi gaya hidup “Loe gak keren kalau belum jadi relawan.”   Hasil pertemuan itu melahirkan  Kelas Inspirasi  sebagai wahana/alat/kendaraannya. Idenya sederhana, para kelas menengah pekerja ditantang untuk cuti sehari, berorganisasi dalam kelompok, mempersiapkan materi pengajaran sendiri, lalu mengajar tentang profesi

Udar Rasa

Ada sebuah kolom di koran Kompas bernama Udar Rasa. Minggu ini teman saya, ika , mencuplik kalimat dari sana, dan saya penasaran. Minggu ini ditulis oleh Bre Redana. Berikut paragraf dari kolom tersebut yang saya suka: "Belajarlah pada alam. Sebagaimana sungai-sungai makin dangkal karena morat maritnya hutan-hutan dan gunung-gunung, hidup kita juga semakin dangkal. Seiring proses pendangkalan, masyarakat bertransformasi dari pengertian komunitas menjadi penggembira, pemandu sorak.  Begitu pun individu. Identitas individu sebagai entitas darah, daging, akal-budi, spirit, roh, bertransformasi menjadi identitas digital. Dalam identitas digital individu bisa menyaru sebagai lelaki, perempuan, kelompok, benda, pokoknya apa saja. Ini mengingatkan pada raksasa-raksasi dalam pewayangan, yang sanggup muncul dan menghilang, berubah-ubah bentuk menjadi apa saja. Gema suara mereka tak terukur.  Seperti sungai dangkal berbuih-buih, pemandu sorak dalam identitas digital ini memang