Skip to main content

Hukum kekekalan rezeki?

Tidak hanya energi yang punya hukum kekekalan, rejeki pun menurut saya punya hukum kekekalan. 
Hukum kekekalan energi 
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, namun dapat diubah ke bentuk lain

Rezeki
re·ze·ki n 1 segala sesuatu yg dipakai untuk memelihara kehidupan (yg diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2 ki penghidupan; pendapatan (uang dsb untuk memelihara kehidupan); keuntungan; kesempatan mendapat makan; 

Rezeki yang dipakai untuk memelihara kehidupan tidak bisa diciptakan atau musnah, namun dapat diubah. 
Analogikan uang yang mudah dijadikan contoh rezeki. Uang tidak diciptakan, uang merupakan alat tukar. Uang setara dengan sumber daya yang sudah ada sebelumnya. Ambillah contoh 1 kg beras = 1 satuan uang. Kemudian uang didefinisikan kembali, disetarakan dengan emas/perak. Emas atau perak sudah ada di bumi, dia tidak diciptakan manusia. Emas berasal dari unsur Au dalam bumi yang diubah bentuknya melalui beberapa tahap sebelum menjadi emas. Dengan begitu saya bisa katakan uang setara emas, artinya uang tidak diciptakan, uang hanyalah bentuk yang berbeda dari emas. 

Uang tidak musnah. Jikalau terjadi deflasi-pun saya anggap itu tidak musnah. Deflasi hanya mengubah nilai dari uang, artinya hanya perubahan bentuk, perubahan penyetaraan nilai dan tidak musnah. Jangan bayangkan rezeki dengan uang kartal, tapi nilai uang yang beredar. Jika kita tidak ada uang, bukan berarti uang hilang, tetapi uang berada dalam bentuk lain : komputer, baju, kesehatan, makanan, dll. Artinya kita sudah merubah nilai uang ke dalam bentuk lain, bentuk rezeki yang lain. Karena jika kembali pada arti rezeki, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memelihara kehidupan. :D 

Ya mungkin ini hanya common sense dari banyak orang yang saya tuliskan. Tapi setidaknya kesadaran ini mengingatkan untuk selalu bersyukur. 

Rezeki tidak akan musnah, kehidupan kita dijamin rezekinya oleh Allah SWT. Rezeki ada dalam bentuk lain. Pun hal ini mengingatkan untuk mengubah rezeki menjadi hal yang bermanfaat. Pengubahan bentuk rezeki akan disesuaikan kebutuhan manusia tersebut. Seperti jaringan takdir yang saya tulis di posting sebelumnya, rezeki yang kekal ini pun memiliki jaringan yang kompleks. Jika kita mengubahnya rezeki ke bentuk yang tidak manfaat, bagaimana nasib manusia yang lain? yang terkoneksi dengan jaringan rezeki ini? 

Pantaskah kita khawatir akan rezeki? karena rezeki seperti energi yang disimpan dalam bentuk lain.. 
Dan jikalau rezeki yang kita punya hanya disimpan sampai menggunung, kapankah suatu bentuk rezeki bisa digunakan untuk memelihara kehidupan? 
Ibarat kata : Mungkinkah energi potensial bermanfaat jika ia tidak digerakkan atau diubah bentuknya?

Any feedback?

Comments

Popular posts from this blog

Idola Cilik, sudahkah adil?

Sore ini selepas pergi bersama teman untuk menonton pertandingan tenis, saya menemukan para penghuni kos sedang berkumpul di ruang tengah untuk menyaksikan idola cilik. Saya merasa kangen nonton acara ini, karena dulu saat belum masuk babak 14 besar,saya sering sekali menonton acara ini.  Sebuah ajang bagus untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak, sekaligus memberikan inspirasi bagi ribuan pemirsa kecil lainnya yang terlalu bingung dijejali sinetron-monolog-yang-mengumbar-gambar-orang-melotot. Lucu dan menyenangkan sekali pada awalnya, hingga pada sore ini pandangan saya terusik pada sistem eliminasi idola cilik. Menit demi menit saya mencoba menikmati rangkaian babak hasil "result show", tapi yang berputar di kepala saya hanya "kenapa begini? kenapa begitu?" Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman kos yang mendukung Cakka dan Obiet, serta satu orang yang mendukung Irsyad. Saya coba buatkan rangkaiannya. Para kontestan cilik diberi kesempatan

Kembali ke Kelas Inspirasi

  Apa yang pertama terlintas ketika mendengar Indonesia Mengajar? Anak SD, pendidikan, masyarakat yang mengajar. Begitu pula yang saya pikirkan ketika itu, berbagai orang bersedia mengajar untuk meningkatkan kondisi pendidikan di Indonesia.   Desember 2011 itu, kami sepakat untuk merangkul para ‘kelas menengah’ di kota besar untuk ikut andil dalam pembangunan pendidikan. Salut untuk ide Safira Ganis, Ika, dan teman-teman pengajar muda yang baru kembali dari tempat penugasan. Keceriaan itu disebut, Professional Volunteer Program (PVP). Untuk menyederhanakan narasi “membangun gerakan pendidikan masyarakat”, kita mengusung ide kegiatan relawan untuk menjadi gaya hidup “Loe gak keren kalau belum jadi relawan.”   Hasil pertemuan itu melahirkan  Kelas Inspirasi  sebagai wahana/alat/kendaraannya. Idenya sederhana, para kelas menengah pekerja ditantang untuk cuti sehari, berorganisasi dalam kelompok, mempersiapkan materi pengajaran sendiri, lalu mengajar tentang profesi

untuk mahasiswa ITB dari Rendra

saya rasa kita semua yang mengaku orang muda, berpendidikan, punya berjuta teori yang mau dibenturkan dengan dunia nyata, punya berbagai idealisme yang belum diwujudkan, yang masih diam sampai sekarang (seperti saya), yang mau berubah, yang mau bergerak untuk siapapun, bangsa, umat, atau diri sendiri.. harus baca puisi dari sastrawan Rendra ini, tanda bahwa 30 tahun mahasiswa masih menghadapi masalah dan dilema yang sama. . sampai kapan mau diam dibalik menara gading ini?? menghisap sebatang lisong melihat Indonesia Raya mendengar 130 juta rakyat dan di langit dua tiga cukung mengangkang berak di atas kepala mereka matahari terbit fajar tiba dan aku melihat delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan aku bertanya tetapi pertanyaan - pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet dan papantulis - papantulis para pendidik yang terlepas dari persoalan kehidupan delapan juta kanak - kanak menghadapi satu jalan panjang tanpa pilihan tanpa pepohonan tanpa dangau persinggahan tanpa ada baya