Doa itu diuji. Jika saya menginginkan sesuatu dengan sangat, lalu memanjatkan doa, terkadang tidak selalu dijawab dengan segera, bahkan yang hadir dalam hidup kita adalah sebaliknya. Saya sudah tahu alasannya, mungkin yang saya inginkan bukanlah yang saya butuhkan. Tapi apa jadinya kalau saya berdoa mengenai sesuatu yang saya pikir saya butuhkan? dan ternyata memang benar itu yang saya butuhkan.
Apakah doa itu akan segera dikabulkan? Ataukah Dia menguji permintaan saya hingga saya benar-benar siap menerima jawaban dari doa?
Doa itu diuji. Saya yakin itu. Benarkah saya siap dengan apa yang saya minta. Jika nyatanya itu memang yang terbaik untuk saya, siapkah saya menerimanya. Mario Teguh selalu bilang "buatlah diri anda pantas". Pantas mendapatkan apa yang saya inginkan.
Terkadang saya tidak sabar. Saya pikir diri saya sudah siap menerimanya. Menerima jawaban doa bukan hanya sisi bahagia nya, namun juga pahitnya. Menerima jawaban doa secara utuh dan lengkap. Saat saya pikir saya siap, nyatanya Dia berkata lain. Ia menjawab perlahan sekali, lembut, dan bertahap. Setiap tahap nya Ia uji.
Benarkah saya siap?
Benarkah saya siap?
Menerima jawaban doa secara lengkap bersama dengan pahit dan manis nya.
Benarkah saya siap?
Misteri ini belum terjawab, yang dapat saya lakukan hanyalah ikhlas. Menyerahkan segala urusan-yang-tak-dapat-saya-kendalikan.
Hanya kepada-Nya saya menyerahkan segala urusan dan ikhlas atas apa yang menjadi kehendak-Nya.
Belajar Ikhlas tahap II..
Apakah doa itu akan segera dikabulkan? Ataukah Dia menguji permintaan saya hingga saya benar-benar siap menerima jawaban dari doa?
Doa itu diuji. Saya yakin itu. Benarkah saya siap dengan apa yang saya minta. Jika nyatanya itu memang yang terbaik untuk saya, siapkah saya menerimanya. Mario Teguh selalu bilang "buatlah diri anda pantas". Pantas mendapatkan apa yang saya inginkan.
Terkadang saya tidak sabar. Saya pikir diri saya sudah siap menerimanya. Menerima jawaban doa bukan hanya sisi bahagia nya, namun juga pahitnya. Menerima jawaban doa secara utuh dan lengkap. Saat saya pikir saya siap, nyatanya Dia berkata lain. Ia menjawab perlahan sekali, lembut, dan bertahap. Setiap tahap nya Ia uji.
Benarkah saya siap?
Benarkah saya siap?
Menerima jawaban doa secara lengkap bersama dengan pahit dan manis nya.
Benarkah saya siap?
Misteri ini belum terjawab, yang dapat saya lakukan hanyalah ikhlas. Menyerahkan segala urusan-yang-tak-dapat-saya-kendalikan.
Hanya kepada-Nya saya menyerahkan segala urusan dan ikhlas atas apa yang menjadi kehendak-Nya.
Belajar Ikhlas tahap II..
Comments
aih sok tau nya gw...hahahah