Skip to main content

bahagia

Pada suatu menit saya terhenti..
Tiba-tiba kebahagiaan menjadi begitu sederhana

Sesederhana tawa yang tergambar di wajah-wajah manusia
dari balita sampai manula
Sesederhana riuh rendah suara senda gurau sahabat lama
Sesederhana orang-orang yang saling bertukar salam saat tegur sapa

Di menit itu semua terasa indah
Seindah tarikan nafas dan hembusannya
Seirama dengan detak yang menyertainya

Saya edarkan pandangan ke sekeliling ruangan
Gerakan-gerakan yang ada seolah lembut, dan bermakna

Jika kebahagiaan itu dikemas begitu sederhana,
begitu banyak ia terpapar di dunia,
pun begitu sibuk saya meraihnya..
Lalu sempatkah saya untuk tidak bahagia?

Comments

Mona said…
Saya edarkan pandangan ke sekeliling ruangan
Gerakan-gerakan yang ada seolah lembut, dan bermakna


maksud lo, jadi slow motion gitu ya tiek? hehehehe..

*kabur..
Beni Suryadi said…
slow motion? hmmm, kayak film india gitu ya? romantis banget


*ikutan kabur juga, hehehe
Mona said…
@beni:
kalau kayak film india, berarti aku dan teman2ku kayak bintang india dunks..

soalnya aku yakin, si atiek mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangannya ya di kantor..

huakhahaha..
atiek said…
mona : udah bagus si puspa *kepribadian gw yg lain* udah mau bikin puisi lagi.. aahh.. monaa

benxxxx : begini ini kalo kebanyakan nonton tpi sama indosiar..hihihi kabur sana kabur..
gue nggak ikutan kabur kayak Benx dan Mona deh, Tik :) hehe.
gue juga pernah tik bertanya2 kenapa gue ga bahagia, padahal Tuhan sudah memberi seribu satu alasan untuk gue bahagia.
Beni Suryadi said…
gara-gara baca comment Batari, baru beneran baca tulisan "bahagia" ini lagi.
Ternyata semacam self questioning. Nice, simple tapi dalam. And like Batary said, can't deny, everybody ngalamin.

Bagus, Tiek. Beneran.
Gara-gara cooment Mona ni jadi aku juga ikut-ikutan ngasal comment.

*asal nuduh
*kaburrrr lagi ;p
Mona said…
benx:
yeiiiiyyyy..... salah sendiri beni udah terpatok sama komenku sih.. huakhahahaha.. gak dibaca dulu postingannya...

tuh kan, jadi gak apresiatif ama atiek.. hehehehe..

*teteup gak komen soal puisinya... yah, lo kan tau gw bakal komen apa.. (apa emang?).. hehehe..

**kabur lagi..
Restu said…
gw tau tiek... kenapa lo bahagia... soalnya tiap hari lo ketemu gw... Huahahahahaha!!!! gw emang oke... *narsis mode:on
Beni Suryadi said…
dan kalo atiek ga bahagia, itu karena ga pernah ketemu saya lagi, hahahhahahaaaa.


*kabur dan ga berencana balik lagi, hehehe

Popular posts from this blog

Idola Cilik, sudahkah adil?

Sore ini selepas pergi bersama teman untuk menonton pertandingan tenis, saya menemukan para penghuni kos sedang berkumpul di ruang tengah untuk menyaksikan idola cilik. Saya merasa kangen nonton acara ini, karena dulu saat belum masuk babak 14 besar,saya sering sekali menonton acara ini.  Sebuah ajang bagus untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak, sekaligus memberikan inspirasi bagi ribuan pemirsa kecil lainnya yang terlalu bingung dijejali sinetron-monolog-yang-mengumbar-gambar-orang-melotot. Lucu dan menyenangkan sekali pada awalnya, hingga pada sore ini pandangan saya terusik pada sistem eliminasi idola cilik. Menit demi menit saya mencoba menikmati rangkaian babak hasil "result show", tapi yang berputar di kepala saya hanya "kenapa begini? kenapa begitu?" Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman kos yang mendukung Cakka dan Obiet, serta satu orang yang mendukung Irsyad. Saya coba buatkan rangkaiannya. Para kontestan cilik diberi kesempatan

Kembali ke Kelas Inspirasi

  Apa yang pertama terlintas ketika mendengar Indonesia Mengajar? Anak SD, pendidikan, masyarakat yang mengajar. Begitu pula yang saya pikirkan ketika itu, berbagai orang bersedia mengajar untuk meningkatkan kondisi pendidikan di Indonesia.   Desember 2011 itu, kami sepakat untuk merangkul para ‘kelas menengah’ di kota besar untuk ikut andil dalam pembangunan pendidikan. Salut untuk ide Safira Ganis, Ika, dan teman-teman pengajar muda yang baru kembali dari tempat penugasan. Keceriaan itu disebut, Professional Volunteer Program (PVP). Untuk menyederhanakan narasi “membangun gerakan pendidikan masyarakat”, kita mengusung ide kegiatan relawan untuk menjadi gaya hidup “Loe gak keren kalau belum jadi relawan.”   Hasil pertemuan itu melahirkan  Kelas Inspirasi  sebagai wahana/alat/kendaraannya. Idenya sederhana, para kelas menengah pekerja ditantang untuk cuti sehari, berorganisasi dalam kelompok, mempersiapkan materi pengajaran sendiri, lalu mengajar tentang profesi

untuk mahasiswa ITB dari Rendra

saya rasa kita semua yang mengaku orang muda, berpendidikan, punya berjuta teori yang mau dibenturkan dengan dunia nyata, punya berbagai idealisme yang belum diwujudkan, yang masih diam sampai sekarang (seperti saya), yang mau berubah, yang mau bergerak untuk siapapun, bangsa, umat, atau diri sendiri.. harus baca puisi dari sastrawan Rendra ini, tanda bahwa 30 tahun mahasiswa masih menghadapi masalah dan dilema yang sama. . sampai kapan mau diam dibalik menara gading ini?? menghisap sebatang lisong melihat Indonesia Raya mendengar 130 juta rakyat dan di langit dua tiga cukung mengangkang berak di atas kepala mereka matahari terbit fajar tiba dan aku melihat delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan aku bertanya tetapi pertanyaan - pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet dan papantulis - papantulis para pendidik yang terlepas dari persoalan kehidupan delapan juta kanak - kanak menghadapi satu jalan panjang tanpa pilihan tanpa pepohonan tanpa dangau persinggahan tanpa ada baya