Skip to main content

Meet Kaysa Tabina Syahbanda

She's my lovely-little-niece.
Kaysa berarti wanita cerdas (berilmu pengetahuan)
Tabina dari Tabi'in yang artinya pengikut Nabi Muhammad SAW
Syahbanda diambil dari nama ayahnya (kakak laki-lakiku) yang lahir di bulan Sya'ban (sebelum Ramadhan).


Dia anak yang berlimpah cinta, cucu pertama dari kedua keluarga. Dibesarkan sejak dalam kandungan dengan lantunan Qur'an, tidur nyenyak dengan shalawat, berhati lembut dan penyayang, anak yang ceria dan mudah bergaul. Ia akan bertanya macam-macam jika melihat orang menangis.


Dia punya bakat pemimpin dan kreativitas yang luar biasa. Ia bisa menciptakan lagu dari satu kata yang ada di pikirannya. Ia pendengar yang baik dan penurut. Senakal-nakalnya Kaysa, ia mudah dibujuk dengan penjelasan berdasarkan logikanya.



Ia anak yang tegar, saat sedih ia akan termenung dan orang yang melihatnya akan merasakan kesedihannya hanya dengan melihat wajahnya. Ia anak yang ceria, senang berkeliling rumah sambil bernyanyi tak lupa difoto dan bergaya.



Sebentar lagi ia akan menjadi kakak. Tak sabar ia menunggu adiknya sampai setiap hari ia ciumi perut ibunya. Ia punya kolam renang plastik baru sekarang, dan ia telah sibuk Rata Tengahdengan rencananya untuk membagi kolam itu dengan ibu, ayah, dan calon adiknya.


Dia mampu menyusun doa yang sangat mendalam. Di ulang tahunnya yang ketiga, ia melafalkan Al Fatihah dengan lancar lalu memanjatkan doa :

"Ya Allah mudah-mudahan aku ulang tahun!"

Ah Kaysa, kami selalu menanti perkembanganmu menjadi wanita cerdas pengikut Rasulullah SAW. Semoga Allah SWT selalu melindungimu sayang...

Comments

Mona said…
hehe..

akhirnya lo post juga cerita
"the powerful kid ur family"

huakhahaha..

keliatan sih emang cerewet, pinter, dan (ke)banyak(an) nanyanya..

huakhahaha...

P.S. Hai echa :P
Unknown said…
luchunyaaa..pipi mbem..;p

amiin,,smoga Kaysa jadi muslimah cerdas ya..
atiek said…
@mona : next time gw pertemukan lo dengan wajah-masa-lalu-gw-itu.. heheheheh

@nanche : amiiinn
-ay- said…
gw jg mau doong ketemu ama echaaa :P
aaah. ini si Kaysa yang gue ketemu waktu di kosan lo itu yaa.
aduh aduh tambah tembeeem lucu.
None said…
Amin buat doanya,

*lucu banget keponakanmu Atieeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeekkkkkkkkkkk!!!!!

:D
rendy said…
mirip baim anak kecilnya...
atiek said…
Halo Rendy salam kenal. pipinya aja yg bulat, tapi anak kecil ini perempuaan.. hehe

Popular posts from this blog

Idola Cilik, sudahkah adil?

Sore ini selepas pergi bersama teman untuk menonton pertandingan tenis, saya menemukan para penghuni kos sedang berkumpul di ruang tengah untuk menyaksikan idola cilik. Saya merasa kangen nonton acara ini, karena dulu saat belum masuk babak 14 besar,saya sering sekali menonton acara ini.  Sebuah ajang bagus untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak, sekaligus memberikan inspirasi bagi ribuan pemirsa kecil lainnya yang terlalu bingung dijejali sinetron-monolog-yang-mengumbar-gambar-orang-melotot. Lucu dan menyenangkan sekali pada awalnya, hingga pada sore ini pandangan saya terusik pada sistem eliminasi idola cilik. Menit demi menit saya mencoba menikmati rangkaian babak hasil "result show", tapi yang berputar di kepala saya hanya "kenapa begini? kenapa begitu?" Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman kos yang mendukung Cakka dan Obiet, serta satu orang yang mendukung Irsyad. Saya coba buatkan rangkaiannya. Para kontestan cilik diberi kesempatan

Udar Rasa

Ada sebuah kolom di koran Kompas bernama Udar Rasa. Minggu ini teman saya, ika , mencuplik kalimat dari sana, dan saya penasaran. Minggu ini ditulis oleh Bre Redana. Berikut paragraf dari kolom tersebut yang saya suka: "Belajarlah pada alam. Sebagaimana sungai-sungai makin dangkal karena morat maritnya hutan-hutan dan gunung-gunung, hidup kita juga semakin dangkal. Seiring proses pendangkalan, masyarakat bertransformasi dari pengertian komunitas menjadi penggembira, pemandu sorak.  Begitu pun individu. Identitas individu sebagai entitas darah, daging, akal-budi, spirit, roh, bertransformasi menjadi identitas digital. Dalam identitas digital individu bisa menyaru sebagai lelaki, perempuan, kelompok, benda, pokoknya apa saja. Ini mengingatkan pada raksasa-raksasi dalam pewayangan, yang sanggup muncul dan menghilang, berubah-ubah bentuk menjadi apa saja. Gema suara mereka tak terukur.  Seperti sungai dangkal berbuih-buih, pemandu sorak dalam identitas digital ini memang

pernikahan saat malam dan pagi menjelang

Pernikahan 26-27 Januari di kedua hari tersebut saya belajar tentang arti pernikahan. saya melihat betapa kontrasnya kehidupan yang akan dijalani dalam pernikahan. hari pertama 26 Januari pernikahan teman saya, yang dihadiri hampir seluruh alumni 2004 siswa sma 8 jakarta. apa yang saya pelajari? kebahagiaan sebuah permulaan, yang mana diliputi pelangi kebahagiaan baik pasangan maupun keluarga dan kerabat. Pernikahan membutuhkan keberanian untuk memulainya. Berani untuk bertanggung jawab atas hidup orang lain, berani untuk mengambil keputusan yang tidak individualis, berani untuk berjalan dan dilihat oleh beratus atau ribuan pasang mata yang melihat tanpa ragu terhadap dandanan, gerakan, saya jamin pasti gugup!, berani untuk berdiri di panggung sambil tersenyum dan menyalami orang-orang yang mungkin kenal mungkin tidak, saya membayangkan betapa pegalnya, pegal, pegal. Untuk wanita, berani untuk menghadapi penata rias yang kadang-kadnag galak.. hehehe. Lalu apa yang saya temui di hari be