Skip to main content

Diet dan Olahraga

Diet dan fitness (entah kenapa saya posting ini.. hehehehe..)

Judulnya metropolis sekali ya. Tetapi itulah yang sedang saya lakukan sebulan terakhir ini. Namun apa mau dikata, metabolisme tubuh yang tampaknya masih senang dengan bentuk gempal ini sulit kompromi. Kenapa pula tiba-tiba saya melakukan hal-hal yang sangat perkotaan? sementara dari dulu saya sering sekali memarahi teman yang malas makan (hey, sakit maag itu beneran nyebelin lho!) dan gak ngerti kenapa ada orang mengukur lingkar-lingkar bagian tubuhnya begitu sering.

Pertama, diet yang saya lakukan mungkin bisa tidak disebut diet, karena porsi makan pagi dan siang hanya dikurangi sedikit. Apalagi kalau sarapan saya agak "menggila" karena lampu hijau dari mbak stella (instruktur aerobik) alasannya aktivitas seharian perlu backup kalori yang cukup *di poin ini saya setuju abeesss!!*. Makan siang, nasi dikurangi, sebenarnya itu juga tidak terlalu memberatkan. Lagipula Rasul berkata "makanlah sebelum lapar, dan berhentilah sebelum kenyang", hitung-hitung menjalankan sunnah, dan segala yang berlebihan juga tidak disukai kan?

Kedua, fitness karena paket murah yang ditawarkan oleh mas Dannu (si makelar). Seratus lima puluh ribu rupiah untuk sebulan, kalau saya datang setidaknya seminggu 5 kali saja, saya untung besar! Dengan harga segitu, dari fitness, aerobik, renang, sauna, steam, apalah itu, dan air minum gratis sudah termasuk. Aha! sukses untung karena saya datang hampir setiap hari. Hahaha. Setiap saya tidak olahraga, rasanya rugi duitnya, apalagi kalau tidak berkeringat. Motivasi yang sangat kuat untuk menyemangati saya. Seratus lima puluh ribu itu bagai investasi, harus memberikan value buat saya kan?!

Lalu hasilnya? setelah sebulan mencoba disiplin sekalian belajar berenang -sudah hampir 22 tahun belum bisa gaya kodok dan tentu gaya2 lainnya, tapi selain gaya batu atau kapal selam-, hanya membuang 3 kilo! Huhu.. Memang jikalau alat ukur performansinya adalah kilo-kiloan massa badan, tentu tidak bagus, tidak mencapai target. Hiks.. sorry to say. Bayangkan saja tidak olahraga sehari dengan porsi makan yang berkurang tetap membuat saya naik satu kilo!! Tapi mengalami kemudahan bangun pagi setiap hari, badan tidak pegal-pegal, semangat dan kebahagiaan setiap hari sangat membuat saya bersyukur. Bangun jam 5 pagi ini sudah lama menjadi masalah saya, shubuh terlewat diikuti segala macam kesialan lainnya -saya percaya kalau tidak shalat shubuh, hari tersebut akan menjadi tidak sesuai harapan atau rencana, dan biasanya benar. Sugesti kali ya!- Namun akhir-akhir ini, saya tidak begitu sulit bangun pagi, malahan gak bisa tidur lagi di pagi hari.

Meskipun motivasi awalnya adalah HARGA yang MURAH, namun manfaatnya sudah terasa. Meski badan masih menggembung di tengah alias buncit, tapi endorfin-endorfin sudah membuat hari-hari saya lebih semangat. *hormon endorfin muncul saat berolahraga, terbukti mampu membuat perasaan menjadi senang* Saya jadi ketagihan berkeringat, baju dan kerudung yang basah kuyup (plis jangan dibayangkan.. HAHAHA malasss). Meskipun setiap malam harus melihat pria-pria metroseksual yang suanggatt terobsesi dengan ototnya, sit-up dengan kemiringan hampir 90 derajat *saya akan sangat senang kalau bisa melihat mereka meluncur ke bawah trus kejedot*, teriakan-teriakan gak jelas saat mengangkat beban, susu L-men, gerakan olahraga yang ajaib+berlebihan, memandang ke kaca dengan balutan handuk sambil menekuk-nekuk, dan pembicaraan mengenai keikutsertaan di ajang L-Men of The Year -ah, percaya deh bagaikan mimpi buruk- Saya tetap olahraga. Cara khusus untuk tidak dengan sengaja maupun kecelakaan memperhatikan mereka yaitu dengan melepas kacamata hijau saya, pakai mp3 player made in China yang kadang gak ada suaranya *tapi harus tetap dipakai dong!*, dan fokuskan mata pada alat-alat kebugaran. Niscaya mereka bagai gambar yang cuma di arsir sama pensil HB, samar dan kabur. Hehehe

Benar juga lho, melakukan sesuatu dengan tujuan jangka panjang *alasan kesehatan dan kebahagiaan*, membuat semangatnya lebih sustain. Hihi.. semoga saja. Semoga saja saya juga sudah bisa berenang sebelum Jakarta mulai tenggelam perlahan. Amin

Comments

Hmm.. gak bisa berenang juga toh, tiek?

*Punya temen :)
Anonymous said…
Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my blog, it is about the Impressora e Multifuncional, I hope you enjoy. The address is http://impressora-multifuncional.blogspot.com. A hug.

Popular posts from this blog

Idola Cilik, sudahkah adil?

Sore ini selepas pergi bersama teman untuk menonton pertandingan tenis, saya menemukan para penghuni kos sedang berkumpul di ruang tengah untuk menyaksikan idola cilik. Saya merasa kangen nonton acara ini, karena dulu saat belum masuk babak 14 besar,saya sering sekali menonton acara ini.  Sebuah ajang bagus untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak, sekaligus memberikan inspirasi bagi ribuan pemirsa kecil lainnya yang terlalu bingung dijejali sinetron-monolog-yang-mengumbar-gambar-orang-melotot. Lucu dan menyenangkan sekali pada awalnya, hingga pada sore ini pandangan saya terusik pada sistem eliminasi idola cilik. Menit demi menit saya mencoba menikmati rangkaian babak hasil "result show", tapi yang berputar di kepala saya hanya "kenapa begini? kenapa begitu?" Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman kos yang mendukung Cakka dan Obiet, serta satu orang yang mendukung Irsyad. Saya coba buatkan rangkaiannya. Para kontestan cilik diberi kesempatan

Kembali ke Kelas Inspirasi

  Apa yang pertama terlintas ketika mendengar Indonesia Mengajar? Anak SD, pendidikan, masyarakat yang mengajar. Begitu pula yang saya pikirkan ketika itu, berbagai orang bersedia mengajar untuk meningkatkan kondisi pendidikan di Indonesia.   Desember 2011 itu, kami sepakat untuk merangkul para ‘kelas menengah’ di kota besar untuk ikut andil dalam pembangunan pendidikan. Salut untuk ide Safira Ganis, Ika, dan teman-teman pengajar muda yang baru kembali dari tempat penugasan. Keceriaan itu disebut, Professional Volunteer Program (PVP). Untuk menyederhanakan narasi “membangun gerakan pendidikan masyarakat”, kita mengusung ide kegiatan relawan untuk menjadi gaya hidup “Loe gak keren kalau belum jadi relawan.”   Hasil pertemuan itu melahirkan  Kelas Inspirasi  sebagai wahana/alat/kendaraannya. Idenya sederhana, para kelas menengah pekerja ditantang untuk cuti sehari, berorganisasi dalam kelompok, mempersiapkan materi pengajaran sendiri, lalu mengajar tentang profesi

untuk mahasiswa ITB dari Rendra

saya rasa kita semua yang mengaku orang muda, berpendidikan, punya berjuta teori yang mau dibenturkan dengan dunia nyata, punya berbagai idealisme yang belum diwujudkan, yang masih diam sampai sekarang (seperti saya), yang mau berubah, yang mau bergerak untuk siapapun, bangsa, umat, atau diri sendiri.. harus baca puisi dari sastrawan Rendra ini, tanda bahwa 30 tahun mahasiswa masih menghadapi masalah dan dilema yang sama. . sampai kapan mau diam dibalik menara gading ini?? menghisap sebatang lisong melihat Indonesia Raya mendengar 130 juta rakyat dan di langit dua tiga cukung mengangkang berak di atas kepala mereka matahari terbit fajar tiba dan aku melihat delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan aku bertanya tetapi pertanyaan - pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet dan papantulis - papantulis para pendidik yang terlepas dari persoalan kehidupan delapan juta kanak - kanak menghadapi satu jalan panjang tanpa pilihan tanpa pepohonan tanpa dangau persinggahan tanpa ada baya