Skip to main content

disinilah nasib manusia ditentukan

Setiap orang di dunia itu baik. Setidaknya itulah yang saya percayai sampai sekarang. Yang membuatnya jahat adalah keputusan dalam memilih. Sepertinya itu memang fitrahnya. Kenapa? Karena Tuhan memang tidak menciptakan makhluk yang buruk, yang jahat, yang merusak.

Lalu kenapa setan ada? Awalnya setan diciptakan dari api, lalu ia tunduk dan patuh pada Tuhan
selama hidupnya, sampai Adam diciptakan sebagai makhluk tertinggi. Adalah sebuah pilihan bagi setan untuk jahat karena ia tidak terima untuk tunduk pada manusia. Keputusan pada hari penciptaan itulah yang membuatnya jahat.

Suatu saat, teman saya pernah bertanya, kenapa setan ada kalau Tuhan ingin kita beriman dan masuk surga bersamaNya? Faktanya setan ada sebelum manusia dan pilihannya untuk menjadi
jahat, tidak ada peran serta Tuhan untuk membuatnya jahat. Mengapa ia dibiarkan mengganggu? saya rasa Tuhan sangat percaya pada manusia untuk menjadi khalifahNya, dan lagipula keimanan itu butuh ujian.

Kenapa ada minuman keras dan makanan yang diharamkan?
Nyatanya, minuman keras yang dibuat semua berasal dari bahan makanan yang halal seperti
beras dan buah. Efeknya-lah yang membuatnya menjadi haram, karena membuat manusia kehilangan kesadaran dan akal, padahal senjata manusia adalah akal dan hati. Jika salah satu dari keduanya tidak ada, maka tidak baiklah yang akan terjadi kemudian.

Makanan yang diharamkan, seperti bangkai, darah, babi, binatang buas, alkohol, dsb. Lagi-lagi efeknya pada manusia yang menjadi pertimbangan. Kandungan makanan tersebut tidak baik bagi kesehatan tubuh, bangkai = busuk, darah mengandung banyak penyakit, babi mengandung cacing, binatang buas membahayakan manusia saat ingin menangkapnya, alkohol menghilangkan kesadaran manusia. Lalu kenapa babi diciptakan? Keberadaan binatang babi adalah untuk penyeimbang ekosistem, tidak ada yang sia-sia semua ciptaan Tuhan. Tidakkah kita merasa sangat dicintai.
------------------------------

Begitupula manusia yang jahat dan baik, semua manusia awalnya baik dan tidak memiliki apa-apa. Tidak ada manusia yang terlahir menggunakan baju atau perhiasan. Semua telanjang, dan tidak memiliki apa-apa selain akal dan hati. Adzan memanggilnya untuk patuh pada penciptaNya. Apa yang membuatnya jahat? adalah keputusannya dalam memilih dan tentu melibatkan akal dan hati. Maka tiada peran Tuhan untuk membuatnya jahat, menjadi perampok atau pembunuh.

Oleh karena itu tidak ada alasan sama sekali bagi kita untuk menyalahkan Tuhan atas segala yang terjadi bagi kita, karena kejahatan atau keburukan yang ada adalah kondisi yang diciptakan oleh sesama manusia sendiri. Agar adil, salahkan manusia atas keburukan yang erjadi. Lagipula hidup kita ini kan gratis, Tuhan tidak pernah meminta bayaran atasnya, tetapi fasilitas dan kesempatan yang kita dapat begitu tidak terhitung.

Kita pun tidak punya alasan untuk merendahkan orang lain, karena pada awal dan akhir hidup kita, semua sejajar sama rata. Hanya iman dan ketakwaan yang meninggikan seseorang dari yang lain di mata Tuhan. Kehidupan yang dijalani semua orang adalah akumulasi keputusan-keputusan yang diambil dalam hidupnya. Dan dasar dari keputusan yang diambil terbatas pada pengetahuan yang mereka punya. Meskipun ada penjahat yang merasa bahwa ia jahat karena terpaksa, terjepit ekonomi dan sebagainya, nyatanya pilihan menjadi baik selalu ada disana. barsabar dan menggenggam Tuhan atau menyerah pada kehidupan.

Pilihan untuk selalu mengingat Tuhan, dan sabar. Tuhan menyuruh kita untuk sabar dan shalat, seperti tercantum pada salah satu ayat. Kenapa sabar yang ditempatkan terlebih dahulu? menurut saya karena sabar merupakan sikap yang harus dilakukan setiap saat oleh manusia. Setiap membuat keputusan-keputusan dalam pilihan hidupnya, dan sabar, membuat kita tetap bersamaNya.

Kejahatan, keburukan, dan segala yang merusak bagi kita bukanlah datang dari Tuhan, itu adalah akumulasi pilihan-pilihan manusia dalam hidup. Saat kita ingin membuat dunia lebih baik, hindarkanlah diri kita dari membuat keputusan dalam pilihan yang buruk. Setiap pilihan diri akan terakumulasi dan disanalah nasib kehidupan manusia ditentukan.

Comments

Mirza Harun said…
Hello..

Another great post from great writer.

Truly Inspired.
atiek said…
terimakasihh.. tapi sebenernya agak kepanjangan ya.. thanks anyway

Popular posts from this blog

Idola Cilik, sudahkah adil?

Sore ini selepas pergi bersama teman untuk menonton pertandingan tenis, saya menemukan para penghuni kos sedang berkumpul di ruang tengah untuk menyaksikan idola cilik. Saya merasa kangen nonton acara ini, karena dulu saat belum masuk babak 14 besar,saya sering sekali menonton acara ini.  Sebuah ajang bagus untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak, sekaligus memberikan inspirasi bagi ribuan pemirsa kecil lainnya yang terlalu bingung dijejali sinetron-monolog-yang-mengumbar-gambar-orang-melotot. Lucu dan menyenangkan sekali pada awalnya, hingga pada sore ini pandangan saya terusik pada sistem eliminasi idola cilik. Menit demi menit saya mencoba menikmati rangkaian babak hasil "result show", tapi yang berputar di kepala saya hanya "kenapa begini? kenapa begitu?" Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman kos yang mendukung Cakka dan Obiet, serta satu orang yang mendukung Irsyad. Saya coba buatkan rangkaiannya. Para kontestan cilik diberi kesempatan

Kembali ke Kelas Inspirasi

  Apa yang pertama terlintas ketika mendengar Indonesia Mengajar? Anak SD, pendidikan, masyarakat yang mengajar. Begitu pula yang saya pikirkan ketika itu, berbagai orang bersedia mengajar untuk meningkatkan kondisi pendidikan di Indonesia.   Desember 2011 itu, kami sepakat untuk merangkul para ‘kelas menengah’ di kota besar untuk ikut andil dalam pembangunan pendidikan. Salut untuk ide Safira Ganis, Ika, dan teman-teman pengajar muda yang baru kembali dari tempat penugasan. Keceriaan itu disebut, Professional Volunteer Program (PVP). Untuk menyederhanakan narasi “membangun gerakan pendidikan masyarakat”, kita mengusung ide kegiatan relawan untuk menjadi gaya hidup “Loe gak keren kalau belum jadi relawan.”   Hasil pertemuan itu melahirkan  Kelas Inspirasi  sebagai wahana/alat/kendaraannya. Idenya sederhana, para kelas menengah pekerja ditantang untuk cuti sehari, berorganisasi dalam kelompok, mempersiapkan materi pengajaran sendiri, lalu mengajar tentang profesi

Udar Rasa

Ada sebuah kolom di koran Kompas bernama Udar Rasa. Minggu ini teman saya, ika , mencuplik kalimat dari sana, dan saya penasaran. Minggu ini ditulis oleh Bre Redana. Berikut paragraf dari kolom tersebut yang saya suka: "Belajarlah pada alam. Sebagaimana sungai-sungai makin dangkal karena morat maritnya hutan-hutan dan gunung-gunung, hidup kita juga semakin dangkal. Seiring proses pendangkalan, masyarakat bertransformasi dari pengertian komunitas menjadi penggembira, pemandu sorak.  Begitu pun individu. Identitas individu sebagai entitas darah, daging, akal-budi, spirit, roh, bertransformasi menjadi identitas digital. Dalam identitas digital individu bisa menyaru sebagai lelaki, perempuan, kelompok, benda, pokoknya apa saja. Ini mengingatkan pada raksasa-raksasi dalam pewayangan, yang sanggup muncul dan menghilang, berubah-ubah bentuk menjadi apa saja. Gema suara mereka tak terukur.  Seperti sungai dangkal berbuih-buih, pemandu sorak dalam identitas digital ini memang