menangis,
akrab sekali dengan saya sejak lahir. Si cengeng adalah nama tengah saya. Tidak ada yang salah dengan menangis, menurut buku "Tuesday with Morrie" yang saya baca di tengah penantian saya saat merancang fasilitas pabrik (PLO),
kita harus belajar mematikan rasa, caranya dengan larut sedalam-dalamnya dengan emosi sehingga kita tahu bagaimana perasaan itu secara lengkap, dan dapat mengontrol perasaan itu nantinya. Itulah tahapan sebelum kita mematikan rasa.
Seperti tombol ON/OFF di hati dan pikiran. Tanpa sadar saya pernah melakukannya, tetapi lebih sering dengan rasa takut, untuk emosi lainnya saya belum berhasil. Morrie benar-benar membantu saya merumuskan pikiran-pikiran saya selama ini yang ternyata tidak jauh berbeda.
Kadang saya berpikir, sebenarnya pada akhirnya, semakin jauh manusia berjalan dan mencari, muaranya akan sama. Semua pikiran dari pengalaman-pengalaman di dunia yang berbeda-beda akan sampai pada kesimpulan yang sama dengan bahasa dan cara penyampaian yang berbeda. Dunia ini memang datar, jauh sebelum outsourcing beralih ke India.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menangis, adalah juga bentuk larut dalam emosi, setelahnya kita akan merasa puas, dan akan mampu mengendalikannya dengan lebih baik.
Saya sendiri bisa menangis kapan saja saat saya tak mampu menahannya. Saat kuliah, saat mengerjakan tugas yang sulit (dead-lock), saat kesal, saat sedih, saat di angkot, saat menyanyi kecil di lagu tertentu, saat menonton film, saat tertawa, saat.......
ouwch ternyata saya memang benar-benar cengeng!!
akrab sekali dengan saya sejak lahir. Si cengeng adalah nama tengah saya. Tidak ada yang salah dengan menangis, menurut buku "Tuesday with Morrie" yang saya baca di tengah penantian saya saat merancang fasilitas pabrik (PLO),
kita harus belajar mematikan rasa, caranya dengan larut sedalam-dalamnya dengan emosi sehingga kita tahu bagaimana perasaan itu secara lengkap, dan dapat mengontrol perasaan itu nantinya. Itulah tahapan sebelum kita mematikan rasa.
Seperti tombol ON/OFF di hati dan pikiran. Tanpa sadar saya pernah melakukannya, tetapi lebih sering dengan rasa takut, untuk emosi lainnya saya belum berhasil. Morrie benar-benar membantu saya merumuskan pikiran-pikiran saya selama ini yang ternyata tidak jauh berbeda.
Kadang saya berpikir, sebenarnya pada akhirnya, semakin jauh manusia berjalan dan mencari, muaranya akan sama. Semua pikiran dari pengalaman-pengalaman di dunia yang berbeda-beda akan sampai pada kesimpulan yang sama dengan bahasa dan cara penyampaian yang berbeda. Dunia ini memang datar, jauh sebelum outsourcing beralih ke India.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menangis, adalah juga bentuk larut dalam emosi, setelahnya kita akan merasa puas, dan akan mampu mengendalikannya dengan lebih baik.
Saya sendiri bisa menangis kapan saja saat saya tak mampu menahannya. Saat kuliah, saat mengerjakan tugas yang sulit (dead-lock), saat kesal, saat sedih, saat di angkot, saat menyanyi kecil di lagu tertentu, saat menonton film, saat tertawa, saat.......
ouwch ternyata saya memang benar-benar cengeng!!
Comments
bercanda tik!
kok jadi mirip sama yang pernah diomongin surya ya? tentang remote emosi itu lho..
gue juga kadang suka berusaha mematikan emosi kok. biasanya sih rasa panik kalo deadline. haha.
hehehehehehe.. ini juga mau dikontrol lagi nih kelakuan aneh gw. hahahah