Skip to main content

Gagal saudara-saudara!

gagal, kemaren gagal.
jadi ceritanya, kemaren adalah ulang tahun pernikahan ayah ibuku. ke 30 tahun. Menurut saya, hal itu patut disyukuri dan setidaknya diberi effort lebih untuk merayakannya. Jadilah dari beberapa bulan yang lalu, saya heboh mau bikin kado.
beberapa alternatif kado :

1. kaos yang bertuliskan The Sanitho's. yang ini gagal gara-gara Nuzu production menolak membuat kaos untuk 5 orang dewasa dan 1 anak bayi. Dasar si Nuzu. hehe

2. Bikin slide foto pake Adobe Premiere. yang ini sampai gw nulis ini pun belom selesai. Karena di tengah jalan saya berpikir, mungkin gak yah keluargaku yang konyol ini nangkep pesan mengharukan dari saya. FYI. gak ada kamus bermehe-mehe, eh berkata-kata so sweet ke anggota keluarga yang lain. yaa kalo nekat, palingan yang lain jadi bingung. Jadilah saya putuskan untuk menunda.

3. Kumpulan foto yang dijadikan 1 frame. Yang terakhir ini udah jadi dan sudah diberikan. Tapi tanggal 6 Oktober!! padahal anniversary nya tanggal 5! ah. Kenapa bisa begitu?

Kedua kakakku ini memang menjadi sapi perah perusahaan. Yang pertama di LG electronics. Kerja tak kenal weekend, piket mulu. Menurut dia gak heran LG jadi produsen white goods teratas, kejar-kejaran sama samsung. Oiya, panasonic indonesia tutup tiba-tiba, karena market sharenya diambil LG-Samsung. Kembali ke cerita. Jadi, beliau, si aa ku ini LUPA! saking semangatnya kerja buat anak istrinya. Parahnya, dia gak berencana sama sekali untuk ke rumah, karena hari minggu dia kerja. Oh, oke,langsung gw sewot.

Teteh ku lagi management trainee. Yah, nasibnya masih di ujung tanduk lah, tapi setidaknya sudah gak jadi tanggungan bapak lagi. Nah, si teteh masih mending. Masih ingat tentang proyek saya dan sampai mengirim dana buat kelancaran proyek saya. Maklum meski sudah hampir 21 tahun, saya belum pintar cari uang. Sebutan di keluarga si mahasiswa kere.

Proyek saya sudah selesai di hari H, tepatnya jam 11 siang, dan jam 2 saya plan untuk pulang ke jakarta. Telepon teteh dulu..
atiek (a) : teh, gw lupa beli kertas kado, lo sempet beli gak?
teteh (t) : sempet, tapi gw pulangnya malem, jam 9-an gitu
a : yah, ketauan deh sama mimi, soalnya blom dibungkus
t : oh yaudah, ntar pas mimi bapak tidur kita bungkus kado
a : lho, ngasihnya kapan?
t : ya, pas sahur
a : lho itu kan udah tanggal 6!
t : yah, daripada enggak..
dalam kepala berpikir: Akkhhhh... gimana sehhh??

alhasil saya ngedumel sama si boteh, temen kos yang pulang ke kos sebelum kuliah demi keramas tapi akhirnya tidur,
trus saya lanjutkan percakapann dengan teteh yang super tenang ini
a : aa pulang ke rumah, gak?
t : gak tau, kayaknya gak..
a : hah?! bisa-bisanya gak pulang. Masa gak ngumpul??
t : oke, gw telepon dulu...

ah, bayangan gw itu, kita sekeluarga kumpul, ngedeprok alias lesehan di ruang keluarga. Ngobrol, duduk melingkar lalu berdoa, dan gw memberi kadonya. momen-momen so sweet yang setidaknya ada lah.

Akhirnya si aa ke rumah dengan tergopoh-gopoh bersama keluarga kecilnya. LAngsung delivey pizza hut, yang dipesan untuk datang jam 8 malam, karena si teteh "katanya pulang jam 9, biar anget". oke, sabar nunggu sampai habis taraweh. suasana masih biasa saja, si teteh udah mirip bang thoyib yang gak pulang-pulang. si bapak udah masuk angin sambil dikerik. 15 menit, 20 menit, gw masih usaha nyelesein adobe premiere. 1 jam barulah si eteh ini datang, tapi dimana aa??
ternyata dia berencana beli nutrisari di warung, yang sampai warungnya tutup dia masih ngobrol sama tetangga. Heh? gak jadi deh nutrisari.

Oke, semua ada kecuali bapak, mana bapak? baiklah, beliau tidur dengan manisnya di kamar.
akhirnya..benarlah sudah.. kita kasih pas sahur! ahh.. itu juga mungkin gak jadi tadi, gara-gara saya ketiduran, tapi di bangunin si kaysa yang mencari mamanya.

Sahur.....
suasana tetap seperti biasa, yayayayay, ngobrol ngalor ngidul.. lalu saya keluar kamar sambil menggendong kaysa, lalu mengeluarkan kadonya, lalu deg-degan menunggu reaksinya..
Singgggg....
si bapak tetep ngantuk.
si mimi aja yang bilang terima kasih. yang lain reaksinya gantung.
ahhhhhh gagallllll

*cerita ini ada klimaksnya gak?*

Comments

Amalia said…
hauhauhua, ada kok tiek, antiklimaks malah ;p
atiek said…
yah, begitulah, gak pandai berccerita dah gw.. hukh.. yang pasti itu membuat gw pengen cerita. tapi rasanya emang gak ada klimaksnya yah.. uhhhh
Amalia said…
cupcup..jgn sedih ntar dicariin tas yg bagus dan murah. haha. yg ky gmn siy maunya? bentuk, size, warna, etc. hihi. ky mau jualan aja gw
Anonymous said…
atiek, atiek. antiklimaks banget lu cerita xD tapi gpp, namanya juga latian menulis. itu gunanya blog kan? heu3
atiek said…
aloo jie..
ya itu julukan gw sekarang emang
si anti klimaks.. bukan garing lagi
huaaaaaaa
Dian Amelina said…
Yah..tik,gagal deh.. =(

Gw ikut sedih sebagai salah satu orang yang ngeliat lo pontang-panting nyiapin tuh kado..

Sabar ya,,hehe.. ;p

Popular posts from this blog

Idola Cilik, sudahkah adil?

Sore ini selepas pergi bersama teman untuk menonton pertandingan tenis, saya menemukan para penghuni kos sedang berkumpul di ruang tengah untuk menyaksikan idola cilik. Saya merasa kangen nonton acara ini, karena dulu saat belum masuk babak 14 besar,saya sering sekali menonton acara ini.  Sebuah ajang bagus untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak, sekaligus memberikan inspirasi bagi ribuan pemirsa kecil lainnya yang terlalu bingung dijejali sinetron-monolog-yang-mengumbar-gambar-orang-melotot. Lucu dan menyenangkan sekali pada awalnya, hingga pada sore ini pandangan saya terusik pada sistem eliminasi idola cilik. Menit demi menit saya mencoba menikmati rangkaian babak hasil "result show", tapi yang berputar di kepala saya hanya "kenapa begini? kenapa begitu?" Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman kos yang mendukung Cakka dan Obiet, serta satu orang yang mendukung Irsyad. Saya coba buatkan rangkaiannya. Para kontestan cilik diberi kesempatan

Kembali ke Kelas Inspirasi

  Apa yang pertama terlintas ketika mendengar Indonesia Mengajar? Anak SD, pendidikan, masyarakat yang mengajar. Begitu pula yang saya pikirkan ketika itu, berbagai orang bersedia mengajar untuk meningkatkan kondisi pendidikan di Indonesia.   Desember 2011 itu, kami sepakat untuk merangkul para ‘kelas menengah’ di kota besar untuk ikut andil dalam pembangunan pendidikan. Salut untuk ide Safira Ganis, Ika, dan teman-teman pengajar muda yang baru kembali dari tempat penugasan. Keceriaan itu disebut, Professional Volunteer Program (PVP). Untuk menyederhanakan narasi “membangun gerakan pendidikan masyarakat”, kita mengusung ide kegiatan relawan untuk menjadi gaya hidup “Loe gak keren kalau belum jadi relawan.”   Hasil pertemuan itu melahirkan  Kelas Inspirasi  sebagai wahana/alat/kendaraannya. Idenya sederhana, para kelas menengah pekerja ditantang untuk cuti sehari, berorganisasi dalam kelompok, mempersiapkan materi pengajaran sendiri, lalu mengajar tentang profesi

untuk mahasiswa ITB dari Rendra

saya rasa kita semua yang mengaku orang muda, berpendidikan, punya berjuta teori yang mau dibenturkan dengan dunia nyata, punya berbagai idealisme yang belum diwujudkan, yang masih diam sampai sekarang (seperti saya), yang mau berubah, yang mau bergerak untuk siapapun, bangsa, umat, atau diri sendiri.. harus baca puisi dari sastrawan Rendra ini, tanda bahwa 30 tahun mahasiswa masih menghadapi masalah dan dilema yang sama. . sampai kapan mau diam dibalik menara gading ini?? menghisap sebatang lisong melihat Indonesia Raya mendengar 130 juta rakyat dan di langit dua tiga cukung mengangkang berak di atas kepala mereka matahari terbit fajar tiba dan aku melihat delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan aku bertanya tetapi pertanyaan - pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet dan papantulis - papantulis para pendidik yang terlepas dari persoalan kehidupan delapan juta kanak - kanak menghadapi satu jalan panjang tanpa pilihan tanpa pepohonan tanpa dangau persinggahan tanpa ada baya