Skip to main content

Feminisme.

feminisme.
kata yang terngiang-ngiang di kepala sedari sekolah setelah sd (alias smp)
bingung. begitu banyak orang yang mendengung-dengungkan feminisme
padahal dari pemutaran saraf-saraf di otak saya yang kecil ini terpikir,
penghargaan pada wanita akan datang dengan sendirinya saat tiap-tiap orang yang terlibat, ya wanita, ya pria, sama-sama sadar dengan kodratnya, dan sadar posisi mereka sebenarnya di dunia.
kadang saya muak dengan komentar-komentar tajam tentang posisi wanita ..
ya inilah.. itulah.. menuntut sekali.. fokus aja sama apa yang bisa diberikan..
wanita memang makhluk yang kompleks.. begitu kuat tetapi rapuh..
ia bagai perpaduan hal-hal yang bertolak belakang. .
mengutip quote dari buletin yang sering beredar di kelas :

kaum hawa dicipta dari rusuk Adam, bukan dari kepalanya untuk dijadikan atasnya,

bukan dari kakinya untuk dijadikan alasnya,

melainkan dari sisinya, untuk dijadikan teman hidupnya,

dekat pada lengannya untuk dilindungi, dan

dekat pada hatinya untuk dicintai.

seandainya semua orang sadar akan ini, saya rasa tidak perlu ada gerakan yang terlalu ekstrim mengusung feminisme, menuntut, menodong, memaksa..

tidak sadar wujud feminisme sebenarnya, menjalani kodrat sebagai pencetak generasi di masa depan.. bukankah kodrat itu sudah butuh tanggung jawab yang luar biasa besar?

anak yang cerdas berasal dari ibu yang cerdas.. banyak riset membuktikannya.. apakah itu kurang cukup istimewa? sebagai penentu generasi..

hakikatnya emansipasi yang dilakukan berasal dari tujuan untuk mencerdaskan para wanita. bukan untuk menguasai dunia, merendahkan laki-laki, merasa superior, dll. murni sebagai tanggung jawab.

mau jadi apa dunia?


Comments

Mona said…
Jadi inget pas ppab..
kalo gak salah pas ngebahas siapa yang inisiatif maju ke depan..
Trus kalo gak salah atiek intinya bilang, "kalo masih ada cowok yang mampu, cewek gak usah maju"
bner gak tiek? hehehe..
Hasilnya adalah:
Duo cewek tampang jutek di 2003 dateng langsung ke depan atiek...
Pas ngeliat, merinding loh tiek..
Huakhahaha...
Serem sekali...
atiek said…
hehe..
gw hanya mengucapkan apa yang ada di pikiran..
gak ada yang direndahkan, gak ada yang diagung-agungkan. hahaha..
apa daya, gak semua punya pendapat yang sama.. alhasil karangan pun di tempel di himpunan.. hihihi
hahahaha. berani betul dah si atik ini. gua mah kalo pab begitu cari aman saja, hihi.
espito said…
saya kira esensi Feminisme adalah "memanusiakan wanita" (baca: menghargai hak2 wanita sbg manusia, membebaskannya dari tirani dan hegemoni laki-laki/patriarki) dan bukan "me-lelaki-kan wanita" spt dalam pemikiran Feminis-radikal/posmo itu..

salam kenal..

Popular posts from this blog

Idola Cilik, sudahkah adil?

Sore ini selepas pergi bersama teman untuk menonton pertandingan tenis, saya menemukan para penghuni kos sedang berkumpul di ruang tengah untuk menyaksikan idola cilik. Saya merasa kangen nonton acara ini, karena dulu saat belum masuk babak 14 besar,saya sering sekali menonton acara ini.  Sebuah ajang bagus untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak, sekaligus memberikan inspirasi bagi ribuan pemirsa kecil lainnya yang terlalu bingung dijejali sinetron-monolog-yang-mengumbar-gambar-orang-melotot. Lucu dan menyenangkan sekali pada awalnya, hingga pada sore ini pandangan saya terusik pada sistem eliminasi idola cilik. Menit demi menit saya mencoba menikmati rangkaian babak hasil "result show", tapi yang berputar di kepala saya hanya "kenapa begini? kenapa begitu?" Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman kos yang mendukung Cakka dan Obiet, serta satu orang yang mendukung Irsyad. Saya coba buatkan rangkaiannya. Para kontestan cilik diberi kesempatan

Kembali ke Kelas Inspirasi

  Apa yang pertama terlintas ketika mendengar Indonesia Mengajar? Anak SD, pendidikan, masyarakat yang mengajar. Begitu pula yang saya pikirkan ketika itu, berbagai orang bersedia mengajar untuk meningkatkan kondisi pendidikan di Indonesia.   Desember 2011 itu, kami sepakat untuk merangkul para ‘kelas menengah’ di kota besar untuk ikut andil dalam pembangunan pendidikan. Salut untuk ide Safira Ganis, Ika, dan teman-teman pengajar muda yang baru kembali dari tempat penugasan. Keceriaan itu disebut, Professional Volunteer Program (PVP). Untuk menyederhanakan narasi “membangun gerakan pendidikan masyarakat”, kita mengusung ide kegiatan relawan untuk menjadi gaya hidup “Loe gak keren kalau belum jadi relawan.”   Hasil pertemuan itu melahirkan  Kelas Inspirasi  sebagai wahana/alat/kendaraannya. Idenya sederhana, para kelas menengah pekerja ditantang untuk cuti sehari, berorganisasi dalam kelompok, mempersiapkan materi pengajaran sendiri, lalu mengajar tentang profesi

untuk mahasiswa ITB dari Rendra

saya rasa kita semua yang mengaku orang muda, berpendidikan, punya berjuta teori yang mau dibenturkan dengan dunia nyata, punya berbagai idealisme yang belum diwujudkan, yang masih diam sampai sekarang (seperti saya), yang mau berubah, yang mau bergerak untuk siapapun, bangsa, umat, atau diri sendiri.. harus baca puisi dari sastrawan Rendra ini, tanda bahwa 30 tahun mahasiswa masih menghadapi masalah dan dilema yang sama. . sampai kapan mau diam dibalik menara gading ini?? menghisap sebatang lisong melihat Indonesia Raya mendengar 130 juta rakyat dan di langit dua tiga cukung mengangkang berak di atas kepala mereka matahari terbit fajar tiba dan aku melihat delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan aku bertanya tetapi pertanyaan - pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet dan papantulis - papantulis para pendidik yang terlepas dari persoalan kehidupan delapan juta kanak - kanak menghadapi satu jalan panjang tanpa pilihan tanpa pepohonan tanpa dangau persinggahan tanpa ada baya