Skip to main content

IN-DO-NE-SIA!!!


Things that make me love Thomas-Uber Cup,

There are so much (i can't count) smile. The game has successfully put a smile in every Indonesian faces. From salarymen to artists, teenagers to childrens, family to friends. All of them were shouting, screaming, laughing, worrying, nail-bitting, in the same time.
We shouted for our nation, we screamed "In-do-ne-sia!!". Large number of Indonesians gather in Istora, coffee shops, canteens, and at every place that has a TV there (or more). Yesterday, i decided to have a dinner in a restaurant which had a TV, so while waiting for the food, i wouldn't missed watching the Thomas-Uber Cup. I screamed, i shouted, i was succesfully made a crowd there.

And tonight, i felt like i'm gonna cry for Uber squad. They're really working hard to win the game, really proud for their passion. Till now, I could feel that we're united. The crowd in Istora made me believe that i am part of this nation and really proud of it, i would say. Wish i was there.

The game is really important for us, to spread the passion to move forward, bring happiness to every Indonesian at everywhere. This passion, dignity as a nation, the joyful moments are really needed for all of Indonesian who has gone through many troubles.

I really love Thomas-Uber Cup moments. Hope that this week will be ended with Thomas-Uber trophy for Indonesia. Feel nostalgic, don't ya?! Grab ur racket, let's play badminton, and fight for Indonesia!

*the posting above was made after semi final Uber Cup*

Though Thomas squad could not go to Final, their sweat, their energy, their passion r really touched me. Thank you for So nice (Sony) dwi kuncoro, Markis kido-Hendra setiawan, Taufik Hidayat, Gunawan-Riyadi, and Simon Santoso, you guys really worked hard for this game, hope that we can beat them all in Olympiad 2008.

Thomas moment has woke us from day-dreaming, remind us to work harder, and achieve higher!
IN-DO-NE-SIA!!!!!

Comments

None said…
hidup Indonesiaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!
ganda putrinya keren abis2an! ;)
diansubrata said…
piala asia, nagabonar 2, dan skrg liat tim thomas uber, terutama mbak liliana natsir dan vita marissa..
mengingatkan gw akan indahnya lagu indonesia raya dan sakralnya bendera merah putih.

i'm proud to be indonesian.
i always do.

*serunya ntn brg, teriak2 brg, hahhaa
atiek said…
meskipun kita gak dapet tv flat samsung nya dutskii.. dan dikejar2 nek aci.. hahah

itu harga sebuah kebanggan..
Zulfadlillah said…
saya suka liat novita sama polli maen, sabetan-nya maknyuuus.

Popular posts from this blog

Idola Cilik, sudahkah adil?

Sore ini selepas pergi bersama teman untuk menonton pertandingan tenis, saya menemukan para penghuni kos sedang berkumpul di ruang tengah untuk menyaksikan idola cilik. Saya merasa kangen nonton acara ini, karena dulu saat belum masuk babak 14 besar,saya sering sekali menonton acara ini.  Sebuah ajang bagus untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak, sekaligus memberikan inspirasi bagi ribuan pemirsa kecil lainnya yang terlalu bingung dijejali sinetron-monolog-yang-mengumbar-gambar-orang-melotot. Lucu dan menyenangkan sekali pada awalnya, hingga pada sore ini pandangan saya terusik pada sistem eliminasi idola cilik. Menit demi menit saya mencoba menikmati rangkaian babak hasil "result show", tapi yang berputar di kepala saya hanya "kenapa begini? kenapa begitu?" Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman kos yang mendukung Cakka dan Obiet, serta satu orang yang mendukung Irsyad. Saya coba buatkan rangkaiannya. Para kontestan cilik diberi kesempatan

Kembali ke Kelas Inspirasi

  Apa yang pertama terlintas ketika mendengar Indonesia Mengajar? Anak SD, pendidikan, masyarakat yang mengajar. Begitu pula yang saya pikirkan ketika itu, berbagai orang bersedia mengajar untuk meningkatkan kondisi pendidikan di Indonesia.   Desember 2011 itu, kami sepakat untuk merangkul para ‘kelas menengah’ di kota besar untuk ikut andil dalam pembangunan pendidikan. Salut untuk ide Safira Ganis, Ika, dan teman-teman pengajar muda yang baru kembali dari tempat penugasan. Keceriaan itu disebut, Professional Volunteer Program (PVP). Untuk menyederhanakan narasi “membangun gerakan pendidikan masyarakat”, kita mengusung ide kegiatan relawan untuk menjadi gaya hidup “Loe gak keren kalau belum jadi relawan.”   Hasil pertemuan itu melahirkan  Kelas Inspirasi  sebagai wahana/alat/kendaraannya. Idenya sederhana, para kelas menengah pekerja ditantang untuk cuti sehari, berorganisasi dalam kelompok, mempersiapkan materi pengajaran sendiri, lalu mengajar tentang profesi

Udar Rasa

Ada sebuah kolom di koran Kompas bernama Udar Rasa. Minggu ini teman saya, ika , mencuplik kalimat dari sana, dan saya penasaran. Minggu ini ditulis oleh Bre Redana. Berikut paragraf dari kolom tersebut yang saya suka: "Belajarlah pada alam. Sebagaimana sungai-sungai makin dangkal karena morat maritnya hutan-hutan dan gunung-gunung, hidup kita juga semakin dangkal. Seiring proses pendangkalan, masyarakat bertransformasi dari pengertian komunitas menjadi penggembira, pemandu sorak.  Begitu pun individu. Identitas individu sebagai entitas darah, daging, akal-budi, spirit, roh, bertransformasi menjadi identitas digital. Dalam identitas digital individu bisa menyaru sebagai lelaki, perempuan, kelompok, benda, pokoknya apa saja. Ini mengingatkan pada raksasa-raksasi dalam pewayangan, yang sanggup muncul dan menghilang, berubah-ubah bentuk menjadi apa saja. Gema suara mereka tak terukur.  Seperti sungai dangkal berbuih-buih, pemandu sorak dalam identitas digital ini memang