Dari pintu ATM, aku memandang dari kejauhan Seorang lelaki paruh baya berbaju takwa putih dan peci haji memasuki lobi rumah sakit dengan tongkatnya Tatapannya jauh. Iya, Itu bapakku Sore itu, aku tiba-tiba menelan ludah melihat pemandangan tersebut. Bapak menua dalam sunyi. Hanya sesekali beliau sampaikan untuk belikan obat-obat tertentu sepulang saya atau kakak dari kerja “Titip obat maag kalau sempat” “Titip obat sendi” “Titip pereda rasa sakit” “Titip antibiotic” “Mau diurut” Ayah menua tanpa banyak kata. ------------ Kali itu giliran aku mengantarnya ke dokter. Hari minggu sebelumnya beliau jatuh ketika sedang bersepeda. Beliau sedang memberi petunjuk pada sekelompok pesepeda yang mencari jalan ke Marunda. Malang, dan mungkin sudah takdirnya, ada kayu balok melintang di jalan khusus sepeda itu. Manusia memang kadang diuji oleh hal-hal paling sederhana. Kun Fayakun, siapa yang bisa menghindar dari kehendakNya? Pagi itu, kami menerima telepon. Suara seseoran...
seperti jeda antar kata untuk memberi makna