Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2014

Ruang kecil ini

Ruang kecil itu ada di dekat dapur dan ruang makan bersama. Ruang makan itu menghadap taman, sejak kecil aku ingin rumah seperti ini, tapi sekarang diberikan sebagai kantor. Dia memang Maha Baik. Di Ruang kecil itu kami menggelar karpet, ada lemari kecil dan kipas angin di atasnya. Letak lemari itu di pojok, tempat kami meletakkan pakaian shalat dan perangkat lainnya. Dulu hanya ada sajadah sekedarnya, karena dulu yang perlu shalat masih sedikit. Disini kusebut ruang kecil ke dunia lain, dari suara keyboard yang bersahutan, dari gumam diskusi atau latar belakang suara bajaj di jalan depan kantor. Disini tempat karpet karpet sujud dibanjiri tetesan air yang tidak terkontrol. Ruang kecil ini menyimpan berbagai rahasia pikiran yang sering nakal mengganggu ikhtiar. Sst dia mungkin tahu semuanya XP. Tapi bukankah ia peyimpan rahasia yang baik :) Ruang kecil ini, meski sempit dan hanya cukup untuk 3 orang dewasa berjajar, tapi ini tempat terbaik untuk berpikir dan menenangkan pi...

Setangguh Hajar

Seperti kesabaran Siti Hajar yang diuji dengan kesendiriannya Saat Nabi Ibrahim diperintahkan untuk meninggalkan ia dan Ismail di Bait al Atik yang kering Seperti kesabaran beliau yang memberanikan diri untuk ikhtiar dan ikhtiar, dari Safa ke Marwa Sampai takdir terbaik dari Allah SWT datang, air zam zam Tempat para musafir berkumpul dan menetap menjadi Mekkah Kesabaran yang mampu meneruskan sejarah kenabian hingga dikaruniakan manusia semulia Nabi Muhammad SAW Sepertinya saya tidak bosan membahas sabar, karena terlalu lemah hingga perlu selalu diingatkan..

Menoleh dan menunggu

Suatu kali di persimpangan jalan, seorang teman meraih tangan dan mencoba menggenggam tangan saya. "kak tunggu.. ". Saya menoleh ke belakang, tidak sadar bahwa saya berjalan bersama teman lain. Lain waktu di sela perpindahan jam kuliah, seorang teman pria berkata "jalan lo cepet juga ya untuk ukuran cewek.. ". Saya cuma menanggapi datar, bukan pujian dan bukan hinaan, yang saya tahu saya sudah tiba di kelas. Tidak jarang saya harus menoleh ke belakang dan menunggu ketika berjalan dengan orang lain. Sekedar merapat ke tembok atau memperlambat langkah. Tidak sadar. Ibu bilang "kamu kalau jalan seperti pakai kacamata kuda", kemudian menyarankan saya untuk pergi ke toko buku sementara beliau berputar-putar sambil belanja. Tidak tahu sejak kapan, tapi saya tidak ingat kapan pernah jalan di belakang. Sesekali pernah, tapi tiba-tiba saya sudah harus menoleh dan menunggu rombongan lainnya lagi. Tidak sadar. Suatu kali teman kos saya pernah berusaha memperlam...