Tiap jiwa akan pulang Ketika ia tahu sebuah arti rumah pada hidupnya Bebaskan jiwanya pergi Sungguh beruntung jika ia kembali dan mendapati engkau menanti di ujung pintunya Namun jika ia tak pernah sampai di pintumu Relakan ia mencari rumahnya Bukan salahmu Bukan salahnya Itu hanyalah cara kerja dunia Setidak-tidaknya kau tahu ia dalam keadaan suka Setidak-tidaknya kau tahu ada yang menjaganya Maka jika cerita ini terus berulang sampai waktunya Kuatlah dalam mengambil hikmah Karena Ia tidak tidur Ia bersama kita Luaskan hatimu untukNya Luruskan niatmu padaNya Tak apa jika terkadang gentar Agar kau tau seperti apa mulianya tegar Sebuah perpanjangan kalimat yang terpikirkan di ojek, dan diteruskan saat pikiran sedang melayang Jakarta, 27 November 2012
seperti jeda antar kata untuk memberi makna