Sebuah pesan masuk di laman surat elektronik saya, "ada konferensi nih di Jerman! Ikut yuk!" Tanpa berpikir ulang, saya menyetujui dan memulai petualangan membuat makalah dan hal lain namun penting, sponsor untuk keberangkatan kami kesana. Karena saya harus kerja dan kuliah di siang hari, maka kami membuat makalah dan berdiskusi di malam hari. Berpiring-piring pisang goreng dan gelas-gelas teh manis menemani kami agar dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Setelah makalah didaftarkan, dan mendapat kepastian untuk dipresentasikan di konferensi mahasiswa Indonesia di Jerman, kami mulai berburu sponsor. Berbekal surat pengantar dari kampus dan proposal yang kami buat, kami "ngamen" ke beberapa institusi untuk pendanaan. Puluhan proposal disebar, visa pun telah diurus, namun hingga batas waktu keberangkatan, tidak ada dana bantuan yang masuk. Dengan berat hati kami merelakan konferensi pertama ini dan tidak berangkat karena keterbatasan dana. Namun kami tetap b
seperti jeda antar kata untuk memberi makna