Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2011

Titel

Saya baru makan malam dengan 2 calon peneliti - dosen, dan 1 mahasiswi S2 sama dengan saya. Sambil menyantap kuah sop kaki dengan aroma minyak samin, tiba-tiba pembicaraan sampai pada perempuan yang perlu memperhatikan urusan pasang-pasangan saat mengejar gelar doktor.  Teman 1 : perempuan pulang-pulang bawa gelar doktor, susah juga cari calon suami, biasanya pria yang sudah doktor sudah di-'cup' alias sudah punya calon.  Teman 2 : Iya sih kalo perempuan harus dipikirin tuh. Teman 1 : Ada yang calon ceweknya S2, cowoknya S1, gak boleh tuh sama keluarganya.. Saya : Lah ya emang kenapa sih? lagian titel itu apa? sama - sama belajar kok. Yang satu belajar akademis, yang lainnya ada yang belajar dari pengalaman (praktisi).. Teman 1 : gak tau tuh Teman 2 : *srupuut srupuut* Saya : *nyam nyam lanjut makan* Ah pembicaraan macam ini tidak akan sampai pada kesimpulan. Yang pasti cuma sop kaki bca ini juara banget lah. Kenyaaang dan senaang :D Oiya Teman 3 kayaknya belum samp...

Karunia

Tuhan memang tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan, dan sering yang kita butuhkan bukanlah hal yang kita senangi. Tapi saya ingat sekali apa yang dibilang seseorang di suatu kesempatan : "hal atau kejadian yang membuat kamu lebih dekat dengan-Nya, sesungguhnya itulah yang disebut karunia, itulah yang terbaik bagi kamu" Rasanya kalimat itu sudah cukup menenangkan sekaligus meneguhkan. :) ~ditulis hanya untuk melawan lupa

Thank you, sir

One of my lecturer, Mr Rudianto Ekawan passed away last year. He was a mineral economist and productive in writing his thoughts about mineral and economy. Once, he gave me his publication titled "Dilema di balik Peningkatan Produksi" and i put it in my drawer ever since.  Yesterday, I'd felt lost about my theses until I found his publication in my drawer. It helps a lot. Thank you, Sir.  I hope God gives you a beautiful place there.  Habib ibn al-Jilbaab R.A. said, I asked Abdullah ibn Mubarak R.A. “What’s the best thing a human being can be gifted with?” He replied, “A deep understanding.” I said, “If not that?” He replied, “Good manners.” I said, “If not that?” He replied, “A caring brother.” I said, “If not that?” He replied, “Long silence.” I said, “If not that?” He replied, “An early death.

Hatur nuhuun sadayana

Dear Friends, We are making this video to say "Thank You" for your support. Thank you for your time answering   this questionnaire . We reached over 390 respondents within a day, and by the time we upload this video, we have got more than 430 respondents. We can not do this without your help. Surely, thank you for sharing this through your Facebook page, Twitter, IM, and also email.   That, to us, is really meaningful. You are the best.   Best Regards, Wangsa Jelita kecups spesial dari saya yaaa, virtual tentunya. :p

Jawaban

Suatu hari seorang teman pernah merasa bingung, kenapa dia bisa merasa sangat tenang dan seperti tidak khawatir dengan masa depan saat bersama seseorang. Dia bilang kebingungannya itu pada saya, dan saya waktu itu tidak tahu jawabannya.  Jika sekarang ia menanyakannya lagi, saya bisa menjawabnya. Orang yang berada bersamanya pastilah orang saleh. Kenapa? Seorang kiai bicara pada ceramahnya, agar muslim tetap istiqomah, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah bergaul dengan orang saleh. Kenapa? orang saleh lebih tenang karena lebih jelas melihat kebenaran dan ketenangan itu menular.  Ketenangan hati adalah pancaran kualitas keimanan seseorang dan bukan hal yang tidak mungkin kita miliki. Rasanya indah ya kalau orang yang bersama kita merasa tenang juga, seperti sama-sama berada di oase. Semoga kita mampu mencapai kualitas itu ya..