Skip to main content

Roket!

Sampai juga pada peringatan 1 dekade sweet seventeen. :D
Pekerjaan baik meski tidak permanen,
tinggal di rumah menyenangkan ibu-bapak,
keluarga semakin semarak
pertemanan sangat positif,
kesempatan menjelajah untuk memahami kefanaan dunia
belum sampai di kesempatan membangun keluarga, oh tampaknya karena saya belum cukup ilmu kalau benar jadi ibu.. doakan cepat pintar yaa supaya sampai pada waktunya.. ;)

Pelajaran terpenting dalam mencapai umur ini adalah soal berserah, dan menerima batas
Ketika seorang alim ulama memaparkan pandangannya soal peran akal dalam hidup manusia
Beliau mengibaratkan akal bagai alat pendorong (roket) keimanan agar mencapai tingkatan yang lebih tinggi
Pesawat ulang alik membutuhkan roket untuk mendorongnya ke luar angkasa
Namun roket akan lepas pada titik tertentu, terkikis sedikit demi sedikit seiring bertambahnya lapisan atmosfer, hingga ia lepas melayang di area tanpa gravitasi

Begitulah akal
Kita bisa menggunakannya untuk mendorong keimanan kita
Namun ada batas yang harus kita terima
Disanalah keberanian kita diperlukan
Keberanian untuk berserah, keberanian untuk benar-benar Islam
Karena waktu lahir pun kita benar-benar berserah, akal belum bisa dipakai, tidak tahu akan mendarat di asuhan siapa, rejeki bagaimana dan sebagainya
Berserah jelas bukan hal baru, hanya semakin berumur semakin tebal lapisan kotoran-kotoran hati di atasnya
Bagi saya, ini pelajaran terpenting seumur hidup, dan Ar Rahman dengan baik sekali mengajarkannya :)

:")
Ada pengalaman yang pahit? loh ya pasti ada, hidup harus seimbang toh
Catatan betapa "labil" nya masa-masa itu masih ada rapi di blog ini, biar saya simpan agar anak saya kelak tahu setiap orang punya pergulatannya masing-masing, tidak terkecuali saya.
Semoga ke depan sudah tidak merasa lagi ini pahit, ini manis
Mampu menerima sepenuhnya, seutuh-utuhnya
Mampu bersyukur dan syakur

Al Fattah tidak pernah meminta kita untuk "banyak uang, terkenal, atau dicintai semua orang atau segala definisi sukses yang kita buat sendiri"
Dalam Al Fatihah pun kita diajarkan berdoa untuk dibimbing dalam jalan yang lurus
Maka perjalananlah yang perlu selalu dimaknai, disyukuri, diinsyafi,
Apakah kita akan sampai di tempat yang kita inginkan?

Wallahu'alam karena hidup tanpa kejutan, tantangan, opsi untuk mundur dan susun strategi, saya rasa akan sangat membosankan
Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung

InsyaaLlah saling mendoakan ya :)

Comments

Nadya Saib said…
Semoga yang terbaik, Mak Tiek! Semoga semua rencana baik ke depan dimudahkan jalannya!!
atiek said…
sama-sama mamahnya para sabun dan mawarrr.. :D

Popular posts from this blog

Gimana nih gayanya??

Properti yg paling menarik untuk dipakai sampai jadi rebutan. Sebenarnya sih mungkin karena cuaca begitu panas, dan benda ini begitu berguna. Rabu, 18 Juni 2008. Pkl 6:52 WIB Sms masuk ke telepon genggam saya, F Yasmin, “Tiek, lo di bdg blm? Ntar bs ngarahin gaya?” . Hmm.. ber pikir sejenak dan tersentak, ah saya benar2 salah paham, saya pikir perubahan jadwal hari selasa ke jumat berdampak pada tidak ada sesi foto hari kamis dan rabu! Saya reply sms itu, dan baru tahu beberapa jam saat perjalanan ke Bandung, kalau sms itu failed. Kamis, 19 Juni 2008. Pkl 9.00 WIB Kesiangan! Terburu-buru saya mandi dan bersiap, dan menuju kampus dengan tergesa-gesa. Ternyata rombongan foto sudah sampai di depan Tokema, oh giliran Ik a si wartawati. Cium tan gan Yasmin dulu lah, minta maaf sudah meninggalkannya kemarin. Seru nih, semuanya tampak bersemangat dan cuaca pun bersahabat yang artinya awan-awan sejuk dan tidak terlalu terik. “Tiek, pikirin gayanya dong, si Nana, karakternya mengh...

Idola Cilik, sudahkah adil?

Sore ini selepas pergi bersama teman untuk menonton pertandingan tenis, saya menemukan para penghuni kos sedang berkumpul di ruang tengah untuk menyaksikan idola cilik. Saya merasa kangen nonton acara ini, karena dulu saat belum masuk babak 14 besar,saya sering sekali menonton acara ini.  Sebuah ajang bagus untuk pengembangan minat dan bakat anak-anak, sekaligus memberikan inspirasi bagi ribuan pemirsa kecil lainnya yang terlalu bingung dijejali sinetron-monolog-yang-mengumbar-gambar-orang-melotot. Lucu dan menyenangkan sekali pada awalnya, hingga pada sore ini pandangan saya terusik pada sistem eliminasi idola cilik. Menit demi menit saya mencoba menikmati rangkaian babak hasil "result show", tapi yang berputar di kepala saya hanya "kenapa begini? kenapa begitu?" Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman kos yang mendukung Cakka dan Obiet, serta satu orang yang mendukung Irsyad. Saya coba buatkan rangkaiannya. Para kontestan cilik diberi kesempatan...

Pledoi para lajang

Sangat mudah untuk menghakimi perempuan-perempuan lajang yang sudah mencapai (bahkan melewati) usia umum untuk berkeluarga. Mereka yang terlihat asyik dengan hidupnya dan dianggap tidak mau bersuami atau menjadi ibu. Sebagian mungkin memang seperti itu, tetapi beberapa umumnya berkebalikan dengan apa yang dituduhkan. Seperti hal nya rezeki, ada jodoh yang ditahan ada yang disegerakan. Sebagian perempuan menjalani hidupnya dengan jodoh yang disegerakan, sebagian lainnya masih ditahan. Suka atau tidak itu sistem yang ada di dunia, dan saya rasa Tuhan punya maksud yang baik atas ini. Menerima kondisi tersebut adalah kewajiban bukan hanya bagi perempuan yang menjalaninya, tapi seluruh manusia. Ada yang bilang perempuan yang ditahan jodohnya ini sebagai orang yang tidak pernah mencari, terlalu pemilih, sudah ‘terlalu’ mandiri, dan berbagai ungkapan kreatif lainnya. Lain dari itu, kalau membeli baju saja dipilih, apalagi suami yang akan jadi ayah dan imam keluarga? Orang yang akan ...